Reporter: Yasmine Maghfira | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Sentral Mitra Indonesia Tbk (LUCK) resmi menjadi distributor tunggal perusahaan percetakan 3D asal Belanda, Ultimaker. LUCK kembali menggelar paparan publik yang kedua pada (12/7) di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menjelaskan kerjasama yang baru terjalin dengan Ultimaker sejak 26 Juni 2019 lalu.
Komisaris Utama LUCK Caroline Himawati Hidajat menyatakan bahwa penunjukan LUCK sebagai distributor pencetak 3D, nantinya akan meningkatkan bisnis emiten ini dalam industri percetakan. Namun, sistem kerjasama LUCK dengan Ultimaker hanya berupa pembeli dan penjual.
Caroline menambahkan akan ada dua fokus dalam bisnis pencetak 3D tersebut. Pertama, LUCK bisa menjadi penyewa mesin pencetak 3D di Indonesia. Kemudian, perusahaan ini juga bisa menjadi penjual pencetak 3D yang diimpor langsung dari Belanda. Selain itu, Caroline juga menyebutkan peluang lainnya, LUCK bisa menjadi penyedia material pencetak 3D tersebut, seperti filamen atau plastik.
Sejauh ini, Caroline menambahkan sudah ada beberapa calon pelanggan LUCK untuk pencetak 3D mereka, seperti beberapa print shop yang tidak disebutkan namanya, Boeing, VW, BMW, dan Heineken.
Mengenai realisasi bisnis pencetak 3D itu sendiri, saat ini LUCK masih mengurus perizinan untuk mengimpor mesin pencetaknya. Caroline juga menambahkan bahwa emiten ini berencana akan memulai sosialiasi, demo produk hingga soft launching di kuartal IV 2019. Baru kemudian, pada kuartal I 2020 penjualan dimulai.
"Itu pun, jika antusias masyarakat cukup baik dan bisa sedikit terproyeksi ya. Jadi, di kuartal IV liat dulu lah animo masyarakatnya," ujar Caroline.
Biaya yang dibutuhkan untuk mengimpor mesin pencetak 3D tersebut di kisaran US$ 8.000 - US$ 10.000 per unitnya. Sementara untuk demo produk di kuartal IV nanti, LUCK berencana mengimpor 10 unit saja.
Perihal proyeksi pendapatan dan laba untuk bisnis ini, Caroline enggan untuk memberikan angkanya. Ia menilai masih terlalu dini untuk memproyeksikan.
"Kan barangnya juga belum sampai. Izin impor ini kira-kira tiga bulan lah. Kuartal IV kami mulai demo produk dulu. Kuartal I 2020 mulai jual. Saat itu, baru kami buat proyeksi pendapatan dan bisa kami paparkan," jelas Caroline.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I 2019, emiten tersebut mengalami kenaikan pendapatan di Kuartal I 2019 hingga 21,37% atau Rp 25,50 miliar dibandingkan pada kuartal 1 2018 sebesar Rp 21,01 miliar. Sementara, laba perusahaan tersebut di kuartal I 2019 mencapai Rp 3 miliar atau naik 204% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 988 juta.
Sebelumnya, BEI sempat menyetop perdagangan saham LUCK Selasa (9/7) kemarin karena adanya peningkatan harga kumulatif yang signifikan atas saham emiten ini. Pada perdagangan terakhir Senin (8/7), saham LUCK sudah naik 591% dari pertama kali mereka melantai di BEI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News