kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   -21.000   -1,06%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Mal di pinggir Jakarta jadi incaran


Selasa, 04 Oktober 2011 / 08:55 WIB
Mal di pinggir Jakarta jadi incaran
ILUSTRASI. Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dalam konferensi pers penyerahan data calon penerima subsidi gaji/upah, Selasa (8/9/2020).


Reporter: Maria Rosita | Editor: Edy Can

JAKARTA. Penduduk kota komuter yang terus bertambah membuat tingkat pengunjung di mal sekitar Jakarta selalu tinggi. Ini membuat tingkat penjualan dan penyewaan mal tersebut selalu tinggi. Riset Bank Indonesia menunjukkan, tingkat penjualan mal di sekitar Jakarta hingga kuartal II-2011 mencapai 80%. Sementara tingkat penyewaannya mencapai 90%.

Kondisi ini tentu akan membuat pengembang kian agresif membangun pusat perbelanjaan atawa mal di pinggir Jakarta. Salah satu pengembang yang telah gencar mengembangkan mal adalah PT Metropolitan Land Tbk (Metland).

Dalam tiga tahun mendatang, Metland siap membangun tiga mal masing-masing di Bogor, Cibitung, dan Bekasi. Nanda Widya, Presiden Direktur Metland mengatakan, saat ini jumlah penduduk di Bekasi telah menyentuh 5 juta jiwa dengan laju pertumbuhan 3,4% per tahun. Sekitar 10% di antara penduduk ini merupakan golongan ekonomi menengah ke atas.

Serpong juga menarik

Bertolak dari data tersebut, Metland siap membangun Grand Metropolitan, mal kelas menengah ke atas pertama di Bekasi. Sebelumnya, Metland juga telah memiliki mal kelas menengah di Bekasi, yakni Metropolitan Mal (Met Mal).

Saat ini, tingkat okupansi Met Mal mencapai 90%-100%. Adapun pengunjungnya mencapai 30.000 orang-80.000 per hari. Bagi Nanda, itu menunjukkan warga Bekasi makin lengket dengan mal. "Lebih baik kita cegat warga Bekasi supaya tidak ke Jakarta kalau mau belanja," ujar Nanda usai acara penanaman tiang pancang Grand Metropolitan, Senin (3/10).

Untuk membangun Grand Metropolitan, Metland telah menyiapkan investasi senilai Rp 450 miliar. Hingga kini, tingkat penyewaan Grand Metropolitan sudah mencapai 75%. Beberapa tenant utama mal Grand Metropolitan antara lain Centro, Farmers Market, Ace Hardware, FunWorld, dan XXI Cineplex.

Metland menyewakan gerai mal ini dengan tarif US$ 50-US$ 60 per m2 per bulan. Metland yakin hingga akhir tahun okupansi mal bisa mencapai 90%. Menurut Nanda, mal ini akan beroperasi pada Desember 2012 dengan target pengunjung 20.000 per hari.

Sementara itu, PT Ciputra Development Tbk mengaku belum berniat mengembangkan mal di pinggir Jakarta dalam waktu dekat. Menurut Tulus Santoso, Direktur Ciputra, biaya konstruksi mal di daerah satelit nyaris sama dengan di Jakarta. Namun, tarif sewa mal di pinggir Jakarta terpaut 50% lebih murah daripada tarif sewa mal Jakarta.

Meskipun begitu, Tulus berpendapat, kawasan Serpong masih lebih menarik untuk mengembangkan mal ketimbang Bekasi. Ia memandang, mal berkonsep gaya hidup sukses berkembang di kota satelit. "Masyarakat di Barat Jakarta cenderung lebih berkembang ketimbang Timur," ujarnya.

Sementara itu, riset Jones Lang LaSalle (JLL) mencatat, sepanjang enam bulan pertama tahun ini, pasokan mal baru di Jakarta dan sekitarnya mencapai 63.000 m2. Angka ini tumbuh 12%-15% ketimbang periode sama 2010.

Ko Niena, Kepala Riset Bidang Ritel JLL mengatakan, perbaikan ekonomi membuat pengembang yakin berekspansi di properti komersial. Buktinya, tak cuma mal di Jakarta Selatan yang penyerapannya tinggi, tetapi juga mal di sekitar Jakarta. "Berdasarkan kategorinya, mal yang mengusung konsep gaya hidup masih mendominasi permintaan pasar," kata Niena.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×