kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Malindo Feedmill (MAIN) berencana perluas pangsa pasar domestik tahun ini


Minggu, 05 Juli 2020 / 15:27 WIB
Malindo Feedmill (MAIN) berencana perluas pangsa pasar domestik tahun ini
ILUSTRASI. PT Malindo Feedmill. Foto:?malindofeedmill.com


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Corona bukan jadi halangan bagi PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) untuk memperdalam pasarnya di dalam negeri. Bahkan MAIN berencana menambah pangsa pasarnya di tahun ini. 

"Tahun ini ada rencana penyelesaian kandang-kandang baru di daerah Jawa Barat dan Sumatera," kata Sekretaris Perusahaan Malindo Feedmill, Andre A Hendjan kepada Kontan.co.id, Jumat (3/7). 

Baca Juga: PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) dapat pinjaman Rp 500 miliar

Andre bilang, secara otomatis akan menambah pangsa pasar Malindo Feedmill di domestik. Namun sayang, Andre tidak bisa membocorkan berapa dana yang dibutuhkan untuk penyelesaian kandang baru tersebut dan berapa perubahan pangsa pasar setelah agenda ini terealisasi. 

Melansir laporan tahunan MAIN di 2019, manajemen Malindo mengungkapkan perusahaan merupakan salah satu produsen pakan ternak terbesar di Indonesia dengan pangsa pasar mendekati 8%. Divisi pakan ternak MAIN memproduksi pakan ayam pedaging, pakan ayam petelur, pakan babi dan pakan ternak lainnya. 

Baca Juga: Ekonomi jalan, saham poultry kembali berkokok nyaring

Masih mengintip laporan tahunan 2019, manajemen Malindo menjelaskan di tengah perlambatan ekonomi, industri poultry justru masih dapat berkembang dengan baik. Pasar industri ini pun masih sangat luas. Hal ini dikarenakan tingkat konsumsi masyarakat terhadap ayam pedaging yang masih di bawah negara tetangga.

Mengutip data yang dijabarkan MAIN dalam laporan tahunannya, konsumsi daging ayam broiler masyarakat Indonesia hanya sekitar 12,5 Kilogram (Kg) per kapita per tahun, lebih rendah dari konsumsi masyarakat Malaysia yang sudah 40 Kg per kapita per tahun. Sedangkan konsumsi telur baru mencapai 125 butir per kapita per tahun, sementara Malaysia sudah 340 butir per kapita per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×