kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.470.000   6.000   0,24%
  • USD/IDR 16.727   23,00   0,14%
  • IDX 8.680   -6,63   -0,08%
  • KOMPAS100 1.193   -0,66   -0,06%
  • LQ45 855   0,74   0,09%
  • ISSI 309   -0,58   -0,19%
  • IDX30 439   0,49   0,11%
  • IDXHIDIV20 507   1,75   0,35%
  • IDX80 134   0,10   0,07%
  • IDXV30 139   0,22   0,16%
  • IDXQ30 139   0,42   0,30%

ManageEngine Perluas CloudSpend untuk Garap Pasar MSP dan Perusahaan Multi-Tenant


Rabu, 17 Desember 2025 / 11:13 WIB
ManageEngine Perluas CloudSpend untuk Garap Pasar MSP dan Perusahaan Multi-Tenant
ILUSTRASI. ManageEngine luncurkan platform teknologi (dok/ManageEngine)


Reporter: Leni Wandira | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. ManageEngine memperluas kapabilitas platform manajemen biaya cloud CloudSpend dengan menghadirkan arsitektur multi-portal, menyasar kebutuhan managed service provider (MSP), cloud service provider (CSP), serta perusahaan besar dengan banyak unit bisnis.

Langkah ini memperkuat posisi ManageEngine di segmen FinOps, seiring meningkatnya belanja cloud dan kebutuhan pengendalian biaya yang lebih ketat di tengah tekanan efisiensi anggaran TI.

Baca Juga: Samasindo Optimistis Kapasitas Produksi Bisa Tembus 80% di 2025

Melalui arsitektur multi-portal, penyedia layanan dan perusahaan multi-tenant dapat memantau, mengatur, serta mengoptimalkan biaya cloud dari berbagai klien atau unit bisnis melalui satu dashboard terpusat.

Meski demikian, setiap tenant tetap memiliki isolasi data dan tata kelola masing-masing.

ManageEngine mencatat, adopsi cloud yang semakin luas membuat penyedia layanan harus mengelola ratusan akun dengan struktur biaya yang berbeda-beda.

Tanpa sistem terintegrasi, proses pelaporan dan penagihan kerap masih dilakukan secara manual, sehingga berisiko menimbulkan inefisiensi.

“Penyedia layanan dan perusahaan besar menghadapi tantangan yang sama, yakni membutuhkan visibilitas biaya secara menyeluruh, namun tetap harus menjaga pemisahan data dan kepatuhan,” ujar Direktur Manajemen Produk ManageEngine, Srinivasa Raghavan, dalam keterangannya, Rabu (17/12/2025).

Baca Juga: Telkomsel–ITB Resmikan AI Innovation Hub Pertama di Indonesia, Dorong Talenta Digital

Ia menjelaskan, arsitektur multi-portal pada CloudSpend dirancang untuk menjawab tantangan tersebut dengan menggabungkan visibilitas lintas tenant, isolasi data yang ketat, serta penerapan kebijakan biaya secara otomatis.

“Solusi ini memungkinkan pengelolaan biaya cloud secara aman, efisien, dan berskala besar, sekaligus memaksimalkan profitabilitas, menjaga standar kebijakan, dan meningkatkan transparansi bagi para pemangku kepentingan,” jelasnya.

Lewat satu platform, administrator dapat menetapkan kebijakan anggaran, peringatan, dan batas pengeluaran secara terpusat.

Sementara itu, setiap klien atau unit bisnis tetap mengakses portal masing-masing yang aman dan terpisah.

Dari sisi efisiensi, CloudSpend kini dilengkapi dengan rekomendasi penghematan otomatis untuk mengidentifikasi sumber daya cloud yang tidak terpakai serta peluang optimasi kapasitas.

Baca Juga: Jaga Pertumbuhan Bisnis Golf, Map Aktif Adiperkasa (MAPA) Dorong Ekspansi Golf House

Fitur ini membantu memangkas pemborosan tanpa perlu audit manual yang memakan waktu.

Platform ini juga dibekali deteksi anomali dan peramalan biaya berbasis AI. Dengan memanfaatkan data historis, CloudSpend dapat memprediksi lonjakan pengeluaran, mendeteksi pola tidak wajar secara real-time, serta membantu penyusunan anggaran yang lebih akurat.

Selain itu, ManageEngine memperluas fungsi white labeling dan manajemen penagihan. MSP dapat mengelola seluruh portal klien dari satu sistem, mengotomatiskan pembagian biaya, serta menyajikan laporan sesuai identitas visual masing-masing pelanggan.

Fitur ini membuka peluang diferensiasi layanan FinOps tanpa harus membangun platform sendiri.

Baca Juga: Akuisisi Aset Summarecon (SMRA), Ini Penjelasan Bukit Uluwatu (BUVA)

Ekspansi CloudSpend sejalan dengan proyeksi pertumbuhan belanja cloud global.

Gartner memperkirakan pengeluaran end-user untuk layanan cloud publik mencapai US$ 723,4 miliar pada 2025, menegaskan bahwa pengelolaan biaya kini menjadi isu strategis, bukan sekadar fungsi pendukung TI.

Dengan arsitektur multi-portal, ManageEngine memosisikan CloudSpend sebagai solusi FinOps yang lebih siap skala, baik untuk penyedia layanan maupun perusahaan besar yang ingin memperkuat tata kelola biaya cloud.

CloudSpend mendukung bisnis dari berbagai skala dengan penelusuran biaya gratis hingga US$ 3.000 atau setara Rp 50 juta per bulan untuk penggunaan di GCP, AWS, dan Azure. Paket berbayar dibanderol mulai 1% dari total pengeluaran bulanan di atas US$ 3.000.

Sementara itu, organisasi dengan pengeluaran di atas US$ 100.000 atau setara Rp 1,6 miliar per bulan dapat mengajukan penawaran khusus.

Selanjutnya: Efek IPO, Superbank (SUPA) Naik Kelas ke KBMI 2

Menarik Dibaca: Infinix XPad Mengusung Kapasitas Baterai 7000 mAh buat Game, Cuma Rp 1 Jutaan Saja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×