kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   13.000   0,91%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Margin PLN terpangkas, sejumlah proyek pembangkit bakal tertunda


Rabu, 22 Juni 2011 / 12:13 WIB
Margin PLN terpangkas, sejumlah proyek pembangkit bakal tertunda
ILUSTRASI. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memaparkan teknis pelaksanaan PSBB Jakarta, Minggu (13/9/2020).


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. PT PLN (Persero) meminta supaya tetap diberikan margin 8%. Menurut perhitungan PLN, dengan margin terpangkas 1% menjadi 7% maka kemampuan PLN untuk mencari pendanaan ikut terpangkas sebesar Rp 15 triliun. Hal itu bisa memicu beberapa proyek investasi milik PLN jalan di tempat.

Seperti diketahui pada rapat dengan DPR Komisi VII pada tanggal 14 Juni lalu menyimpulkan bahwa Pemerintah bersama dengan PLN harus membuat kajian dampak apabila margin turun menjadi 7%. Komisi VII DPR RI meminta penurunan margin PLN dengan kompensasi tidak akan ada penarikan dividen PLN seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Itu masih hitungan kasar. Ini kami masih terus lakukan kajian lagi. Dengan margin diturunkan, maka akan ada proyek yang diprioritaskan dan ada proyek yang harus ditunda," ujar Direktur Keuangan PLN, Setio Anggorodewo, usai menghadiri rapat dengan Komisi VII DPR RI, Selasa Malam (22/6).

Sayangnya, Setio masih belum mau mengungkap proyek-proyek PLN mana saja yang akan masuk dalam program prioritas PLN dan program mana yang akan ditunda. Menurutnya, hal itu masih dievaluasi oleh PLN. "Kalau margin dipotong kita akan reklasifikasi proyek distribusi dan transmisi. Selain itu juga proyek pembangkit harus kita susun ulang dan akan ada pergeseran," tambah Setio.

Direktur Bisnis dan Manajemen Resiko PLN, Murtaqi Syamsudin berujar penurunan margin akan berdampak luas. Dengan kemampuan pendanaan PLN turun dipastikan investasi PLN juga akan berkurang. Implikasinya adalah ratio elektrifikasi (tingkat penyambungan setrum) berkurang karena PLN tak memiliki kemampuan untuk menambah kapasitas penyambungan pelanggan baru. Secara tidak langsung, kata Murtaqi hal ini juga bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Secara gamblang, Murtaqi menjelaskan kehilangan Rp 15 triliun berarti PLN kehilangan sepertiga duit yang harus diinvestasikan. Jika DPR ingin PLN menurunkan margin, maka harus ada kenaikan tarif dasar listrik (TDL) sejak tahun 2010, di mana setiap tahunnya ada kenaikan 15% sehingga tarif listrik bisa mencapai keekonomian. "Kalau itu semua terpenuhi, margin PLN bisa turun 3% pada 2014," ungkap Murtaqi.

Per Mei 2011, PLN menghitung rasio elektrifikasi nasional sebesar 68,61%. Rasio elektrifikasi paling besar masih Jawa Bali yakni sebesar 73,99%. Sedangkan rasio elektrifikasi untuk wilayah Indonesia Barat dan Indonesia Timur hingga Mei 2011 masing-masing sebesar 63,85% dan 54,43%.

"Proyeksi rasio elektrifikasi 2012 berdasarkan jumlah pelanggan PLN sebesar 71,1%. Pada 2012 nanti tidak ada wilayah yang rasio elektrifikasinya di bawah 50%," jelas Murtaqi.

Pencapaian rasio elektrifikasi ini, kata Murtaqi sejalan dengan kemampuan PLN untuk melakukan ekspansinya. Dengan margin 8%, pada 2011 ini PLN mampu menambah transmisi dan distribusi di wilayah Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×