Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mark Dynamics Indonesia Tbk berencana melanjutkan ekspansi di semester kedua. Emiten produk porselen cetakan sarung tangan berkode saham MARK itu berencana membelanjakan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 140 miliar di paruh kedua tahun ini.
Presiden Direktur MARK, Ridwan Goh mengatakan, rencana belanja modal di semester kedua dialokasikan untuk meningkatkan kapasitas pabrik ketiga cetakan sarung tangan perusahaan yang berlokasi di Tanjung Morawa, Deli Serdang, Sumatera Utara.
“Sekarang sudah produksi 400 ribu (pieces per bulan) di pabrik ketiga, direncanakan tambah 200 ribu lagi sampai akhir tahun 2021, sehingga kapasitas total menjadi 1,8 juta pieces per bulan,” kata Ridwan Goh kepada Kontan.co.id, Minggu (1/8).
Saat ini, MARK memiliki 3 pabrik dengan total kapasitas produksi 1,6 juta pieces (pcs) cetakan sarung tangan per bulan dengan rincian 610.000 pcs per bulan pada pabrik pertama, 590.000 pcs per bulan pada pabrik kedua, dan 400.000 pcs per bulan pada pabrik ketiga.
Sepanjang semester I 2021 lalu, MARK sudah merealisasikan belanja modal sekitar Rp 100 miliar untuk pembelian mesin dan penyelesaian pembangunan pabrik ketiga. Dengan demikian, total belanja modal MARK pada tahun ini berkisar Rp 140 miliar. Sumber pendanaannya direncanakan berasal dari pinjaman perbankan dan dana internal perusahaan.
Baca Juga: Mark Dynamics Indonesia (MARK) bersiap memacu kinerja di paruh kedua tahun ini.
Bukan tanpa alasan MARK mengungkit kapasitas. Ridwan menuturkan, permintaan cetakan sarung tangan akan terus tinggi hingga setidaknya dalam kurun waktu 2-3 tahun mendatang seiring kondisi ekonomi global yang pulih secara perlahan. Setelah kondisi kembali normal, permintaan sarung tangan secara global diperkirakan tetap akan bertumbuh sebesar 10% - 12% per tahun.
Pada tahun saja, MARK telah mengantongi kontrak senilai US$ 70 juta pelanggan di Malaysia, Thailand, China, Vietnam, Amerika Serikat, maupun Indonesia pada periode pengapalan tahun ini.
Kalau ditonasekan, kontrak tersebut setara dengan sekitar 15-16 juta pcs cetakan sarung tangan. Angka ini belum termasuk kontrak-kontrak lainnya yang tidak diungkap volumenya. “Permintaan kita sudah penuh sampai semester I 2022,” tutur Ridwan.
Pada tahun 2021 ini, MARK menargetkan penjualan sebesar Rp 1,061 triliun dengan laba bersih sekitar Rp 300,6 miliar pada sepanjang tahun ini. Sebagai pembanding, mengutip laporan keuangan tahunan perusahaan, MARK membukukan penjualan Rp 565,43 miliar dengan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk (laba bersih) sebesar Rp 144,02 miliar di tahun 2020.
Pada sepanjang semester I 2021 lalu, MARK sudah mencatatkan penjualan konsolidasi sebesar Rp 472,30 miliar, naik 145,20% dibanding realisasi penjualan semester I 2020 yang sebesar Rp 192,62 miliar.
Setali tiga uang dengan penjualan yang mendaki, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih MARK meroket 200,11% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari semula Rp 51,66 miliar di semester I 2020 menjadi Rp 155,20 miliar di semester I 2021.
Selanjutnya: Permintaan Ekspor Meningkat, Mark Dynamics (MARK) Genjot Kapasitas Produksi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News