kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Masuk musim hujan, penjualan butir kecambah sawit naik


Rabu, 21 November 2018 / 19:59 WIB
Masuk musim hujan, penjualan butir kecambah sawit naik
ILUSTRASI. Petani menyiram bibit kelapa sawit


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi dan penjualan butir kecambah sawit terus mengalami kenaikan seiring masuknya musim tanam pohon kelapa sawit, hal tersebut yang dirasakan oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan. Program peremajaan sawit menjadi salah satu sentimen yang membuat penjualan ini naik.

Direktur Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan Hasril Hasan Siregar menyampaikan hingga periode Oktober, penjualan butir kecambah sawitnya telah mencapai 20,69 juta butir kecambah, angka ini melampaui kinerja periode sama tahun lalu yang menjual 19,05 juta butir.

Lebih rinci, penjualan pada bulan Oktober tahun ini mencapai 2,33 juta butir, naik tajam dari sebulan sebelumnya di 2,02 juta butir kecambah.

"Iklim, curah hujan, mendukung untuk melakukan pembibitan tersebut. Harapannya untuk mendukung kelancaran program sawit rakyat oleh pemerintah," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (21/11).

Hasan merinci komposisi penjualannya adalah untuk kebun Rakyat sebanyak 62% produksi, kemudian untuk swasta 33%, untuk negara melalui PTPN sebanyak 5% dari jumlah produksi hingga Oktober tersebut. Adapun target penjualan tahun ini ia catat bakal capai 23 juta butir.

Di sisi lain, PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) laporkan hingga kuartal III 2018, produksi kecambah perusahaannya telah mencapai 3.952 ton dengan nilai Rp 37,49 miliar. Kinerja ini lebih rendah dari periode sama tahun lalu di 5.715 ton. Namun nilai penjualan periode tersebut hanya mencapai Rp 33,79 miliar.

Terkait hal ini, investor relation SGRO Michael Kusuma menyampaikan lonjakan nilai penjualan ini lantaran produk bibit unggulan, yakni dengan nilai tambah lebih mengalami kenaikan penjualan.

"Nilai penjualan yang disumbang dxp Sriwijaya meningkat 11% secara tahunan karena ditopang oleh volume penjualan yang meningkat 15% di periode yang sama," jelasnya.

Harga butir kecambah itu dipatok di kisaran Rp 7.900 per butir. Menurut Michael, harganya terus mengalami kenaikan berkala sesuai dengan permintaan pasar dan menjadi alasan utama naiknya pendapatan emiten dari sektor ini.

Untuk realisasi penjualan terbaru, Michael menyatakan pihaknya masih melakukan konsolidasi perhitungan. Namun ia optimistis akhir tahun penjualannya bakal lebih tinggi dari setahun sebelumnya.

"Bisa naik lebih baik berkat industri dan peremajaan sawit. Kami mengikuti permintaan pasar saja," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×