kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.960.000   9.000   0,46%
  • USD/IDR 16.300   94,00   0,58%
  • IDX 7.166   -38,30   -0,53%
  • KOMPAS100 1.044   -6,02   -0,57%
  • LQ45 802   -6,08   -0,75%
  • ISSI 232   -0,07   -0,03%
  • IDX30 416   -3,18   -0,76%
  • IDXHIDIV20 486   -4,82   -0,98%
  • IDX80 117   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 119   -0,02   -0,02%
  • IDXQ30 134   -1,35   -1,00%

Masuknya investasi asing gairahkan industri film


Rabu, 10 Februari 2016 / 18:13 WIB
Masuknya investasi asing gairahkan industri film


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf mengatakan jika revisi daftar negatif investasi (DNI) untuk industri film nasional direalisasikan, akan membuat industri perfilman nasional menjadi lebih bergairah. 

"Akan menguntungkan apabila investasi asing dapat masuk ke industri perfilman nasional. Pasalnya, hal ini dapat mendorong perkembangan perfilman Indonesia agar lebih maju," kata Triawan di Jakarta, Rabu (10/02/2016).

Dia menambahkan, jika pihak asing boleh memberikan pendanaan dan melakukan investasi maka industri perfilman Indonesia bisa berkembang. "Apakah itu 10 persen (jumlah investasi asing), tapi asing boleh memberikan pendanaan," tambah dia. 

Menurut Triawan, selama ini industri perfilman mengalami kekurangan dana. Akibatnya, mengembangkan industri perfilman Indonesia menjadi hal yang sulit. 

Para pelaku industri perfilman juga mengeluhkan sedikitnya investasi yang masuk ke sektor tersebut. Sutradara Joko Anwar, dalam kesempatan terpisah, menyatakan setuju jika investasi asing masuk. 

Menurut dia, jika revisi DNI disahkan, investasi dan modal asing akan masuk. Dengan adanya investasi, akan memungkinkan banyak film Indonesia bakal diproduksi, termasuk yang bertema budaya lokal. 

"Mungkin, tema-tema yang selama ini belum diproduksi karena tak mendapat modal, juga akan diproduksi," ujar dia. 

Sebelumnya, Badan Ekonomi Kreatif berencana menambah layar bioskop untuk segmen menengah bawah. Sebab, saat ini hanya ada 1.088 layar bioskop yang rata-rata untuk kelas menengah atas. padahal minimal Indonesia memiliki 5.000 layar bioskop. (Penulis    : Sakina Rakhma Diah Setiawan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×