kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Masyarakat tak perlu risau atas pemusnahan 22.000 sapi di Selandia Baru


Senin, 02 April 2018 / 22:08 WIB
Masyarakat tak perlu risau atas pemusnahan 22.000 sapi di Selandia Baru
ILUSTRASI. Ilustrasi daging sapi impor


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan meminta masyarakat Indonesia untuk tidak khawatir perihal pemberitaan tentang rencana pemusnahan massal terhadap 22.000 ekor sapi perah di Selandia Baru.

Fadjar Sumping Tjatur Rasa, Direktur Kesehatan Hewan Ditjen PKH menjelaskan pemusnahan massal terhadap sapi perah di Selandia Baru tersebut merupakan upaya pemberantasan penyakit yang disebabkan oleh kuman Mycoplasma bovis.

“Kuman sejenis ini menyerang kambing sapi, sehingga mengganggu produksi dan kualitas susu, serta dapat menimbulkan penyakit pernafasan dan kematian pada anak sapi,” jelas Fadjar seperti yang tertera dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Senin (2/4).

Pemusnahan serentak sapi-sapi yang tertular dilakukan sebagai langkah yang paling strategis bagi New Zealand untuk pengamanan jangka panjang. Apalagi, penyakit tersebut sulit diberantas dengan antibiotika dan merupakan penyakit baru yang diketahui keberadaannya di New Zealand pada tahun 2017.

Keberadaan kuman Mycoplasma bovis hampir tersebar di seluruh negara di dunia, umumnya negara-negara tersebut hanya melakukan pengendalian penyakit. Namun demikian, Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE/WAHO) belum memasukkan sebagai penyakit prioritas.

Kuman Mycoplasma bovis tidak menular ke manusia melalui konsumsi produk hewan dan olahannya, sehingga tetap aman mengonsumsi susu dan daging sapi tentunya setelah dimasak dan diolah dengan benar.

Fadjar kembali menegaskan, pemusnahan masal dan serentak terhadap sapi yang tertular Mycoplasma bovis di New Zealand adalah dalam rangka peningkatan produktivitas dan tidak terkait dengan isu keamanan pangan, serta penyakit menular ke manusia.

Untuk melindungi kesehatan ternak sapi perah di Indonesia, pemerintah melalui Kemtan telah menerapkan program surveilans dan monitoring.

Selain itu, pemasukan sapi dari luar negeri juga harus disertai surat keterangan kesehatan hewan dan dilengkapi hasil uji laboratorium dari otoritas veteriner di negara asal ternak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×