kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Matahari Food Business Siap Perluas Pusat Distribusi


Selasa, 08 Juni 2010 / 08:43 WIB
Matahari Food Business Siap Perluas Pusat Distribusi


Reporter: Nadia Citra Surya |



TANGERANG. Tangguhnya sektor ritel menghadapi berbagai cobaan membuat industri tersebut terlihat paling pesat perkembangannya. Selain terus menambah jumlah toko, berbagai unit penunjang pun terus membesar. Hal tersebut yang kini juga tengah disiapkan oleh Matahari Putra Prima. Grup ritel yang kini makin fokus menggarap food business ini, memperkirakan dalam waktu lima tahun ke depan akan membutuhkan pusat distribusi dengan kapasitas dua kali lipat dari yang dimiliki sekarang.

Vice President Logistic Matahari Food Business (MFB)-Distribution Center Eka Supriadi bilang bahwa jika growth bisnis ritel khususnya food business berjalan normal sekitar 10% hingga 15% per tahun maka pusat distribusinya di Balaraja Tangerang seluas 33.000 m2 yang selama ini memasok kebutuhan Hypermart, Foodmart, dan Boston akan penuh pada 2013 nanti.

"Paling tidak pertengahan 2012 setelah Lebaran harus sudah mulai membangun pusat distribusi baru," kata Eka. "Apalagi Hypermart tahun ini akan membangun 12 gerai baru," imbuhnya.

Meski demikian, pihaknya juga harus berhati-hati dalam berekspansi. Soalnya untuk membangun satu gudang dengan kapasitas yang sama, 33.000 m2, investasi yang dibutuhkan sekitar Rp 85 miliar hingga Rp 100 miliar. Itu baru gedung saja. "Padahal untuk buka toko saja paling hanya butuh Rp 50 miliar," kata Fernando Repi, Corporate Communication Manager PT Matahari Putra Prima.

Karena itu Eka menegaskan bahwa meski lokasi pusat distribusinya yang berada di Balaraja terbilang tak terlalu strategis, pihaknya memilih untuk bertahan di tempat itu ketimbang mencari lokasi baru. "Harga properti di sini jauh lebih murah ketimbang di kawasan industri di Bekasi yang memang lebih strategis," kata Eka.

Sebagai informasi tak semua bisnis ritel memiliki distribution center seperti itu. Untuk menopang perputaran barang dagang, sebagian peritel ada yang menyerahkan urusan pemasokan barang pada supplier dan distributor masing-masing produk. Artinya, pemasok dan distributor langsung datang ke gerai tempat supermarket atau hipermarket berada.

Yang jelas, Matahari tampaknya lebih nyaman jika segala urusan pemesanan barang dan pendistribusian barangnya untuk semua gerai Hypermart, Foodmart, dan Boston dilakukan secara terpusat. Selain memudahkan kontrol, teknologi pencatatan barang yang sudah terkomputerisasi membuat efisiensi di distribution center makin tinggi dari waktu ke waktu.

Eka menyebutkan, dari tahun 2004 kontribusi penjualan Matahari yang disumbang barang dari distribution center terus menanjak. Jika di tahun 2004 dengan total penjualan di Matahari Food Business sebesar Rp 1,5 triliun, kontribusi barang dari pusat distribusi sebesar 26%nya saja. Tahun 2009 lalu, dengan total penjualan barang mencapai Rp 6,4 triliun, kontribusi barang dari distribution center mencapai 55%nya.

"Tahun 2010 ini dengan target omzet food business sekitar Rp 7,54 triliun, komposisi dari distribution center sekitar 57%," ujar Eka.

Distribution Center Matahari ini sesungguhnya berukuran total 60.000 m2 termasuk area milik Matahari Department Store. Namun karena urusan antara produk makanan dengan department store berbeda, makanya gudang tersebut akhirnya dibagi dua. "Ada semacam tembok berlin yang memisahkan kedua area," seloroh Eka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×