Reporter: Azis Husaini, Pratama Guitarra | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Akhir pekan lalu, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memutuskan, dari empat konsorsium peserta lelang Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa I yang mengajukan proposal kesedian ikut lelang, hanya tiga konsorsium yang lolos tahap akhir.
Pertama, Konsorsium Mitsubishi Corp-JERA (keduanya dari Jepang) dan PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB, anak usaha PT PLN-PT Rukun Raharja Tbk. Kedua, konsorsium PT Adaro Energi Tbk-Sembcorp Utilities PTY Ltd. Ketiga, PT Pertamina-Marubeni Corp-Sojitz Corp.
Sementara yang tidak lolos adalah konsorsium PT Medco Energi Internasional Tbk-Kepco-Nebras Power.
"Ya, ada tiga yang lolos, Pertamina, Mitsubishi, dan Adaro," ujar Supangkat Iwan Santoso, Direktur Pengadaan PLN, kepada KONTAN, Minggu (2/9). Namun dia menandaskan, belum ada pemenang resmi dalam lelang PLTGU Jawa 1 berkapasitas 1.600 megawatt (MW) dengan nilai investasi sekitar US$ 2 miliar tersebut.
Iwan tak menjabarkan lebih jauh alasan kenapa Medco bisa tidak lolos. Namun yang pasti, dalam penawaran tersebut ada beberapa faktor penentu kemenangan dalam tender, yakni soal kesiapan lahan, ketepatan memenuhi jadwal pembiayaan (financial closing), dan teknologi. "Yang paling kami sorot juga soal financial closing, jangan sampai mundur, mundur, mundur," kata dia.
Ketiga konsorisum yang sudah lolos itu, memang belum mendapatkan lahan 100%. Namun dua konsorsium yang mengajukan lahan di lokasi sekitar Muara Tawar, yakni Konsorisum Mitsubishi-PJB-Rukun Raharja dan Adaro-Sembcorp Utilities PTY Ltd sudah siap membebaskan sisa lahan yang dibutuhkan. "Reklamasi sebagian memang di tambak. Selain itu ada juga warga yang sudah mau menjual lahan mereka," kata dia.
Sementara Pertamina yang mengajukan lahan di Cilamaya, Jawa Barat, jika menang harus membangun transmisi. Ini mengingat PLTGU Jawa I harus tersambung dengan transmisi di PLTGU Muara Tawar. "Jarak Cilamaya ke Muara Tawar sekitar 52 kilometer, Pertamina yang harus bangun transmisi," ujarnya.