kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Megaproyek 10.000 MW dongkrak permintaan kabel


Senin, 19 September 2011 / 17:07 WIB
Megaproyek 10.000 MW dongkrak permintaan kabel
ILUSTRASI. ilustrasi ibu hamil


Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Permintaan kabel di dalam negeri terus mengalami peningkatan untuk memenuhi kebutuhan mega proyek pembangunan power plant dan jaringan fiber optic Palapa Ring. Kebutuhan kabel di dalam negeri mengalami tren peningkatan sekitar 20% setiap tahun.

Ketua Umum Asosiasi Pabrik Kabel Listrik Indonesia (Apkabel), Noval Jamalullail, mengatakan, peningkatan kebutuhan kabel terutama untuk kebutuhan kabel listrik. Hal itu terjadi seiring program pemerintah untuk membangun power plant 10.000 megawatt (MW) yang akan selesai hingga tahun 2020.

Proyek power plant dimulai dengan tahap I dengan kapasitas 10.000 MW mulai tahun 2008. Proyek tahap II akan dilakukan mulai tahun 2012 dengan membangun power plant 10.000 MW lagi. Sebagai gambaran saja, kebutuhan kabel listrik yang mengalami peningkatan di antaranya adalah kabel aluminium. Kebutuhan kabel untuk proses transmisi itu mencapai 130.000 MT pada tahun ini.

Selain itu, untuk distribusi ke rumah-rumah akan membutuhkan kabel tembaga yang tahun ini kebutuhannya mencapai 300.000 MT. Saat ini, Noval mengatakan PLN menggunakan seluruh kebutuhan kabelnya dari produk dalam negeri. Proyek lain yang mendongkrak permintaan kabel listrik adalah proyek minyak dan gas, ritel dan gedung bertingkat. "Secara keseluruhan tren peningkatan permintaan kabel sekitar 20% tiap tahunnya," kata Noval.

Selain peningkatan permintaan kabel listrik, permintaan kabel untuk kebutuhan telekomunikasi juga terus mengalami peningkatan. Peningkatan permintaan didorong oleh proyek PALAPA 21 Ring Fiber Optic yang menghubungkan semua pulau di Indonesia dengan fiber optic. Proyek itu sebenarnya sudah berjalan sejak tahun 2007, namun hingga saat ini baru terlaksana sekitar 10% saja.

Saat ini kebutuhan kabel di Indonesia, menurut Noval, bisa dipenuhi dari produsen di dalam negeri sekitar 95%. Selain itu, industri kabel di dalam negeri masih bisa mengekspor ke berbagai negara seperti Filipina, Vietnam, Korea dan Timur Tengah.

Kapasitas produksi perusahaan kabel secara nasional per tahun yaitu telecommunication cable 130.000 MT, power cable 310.000 MT, special cable 50 MT, enameled wire 10.000 MT dan fiber optic 50.000 Km kabel. Utilisasi pabrik saat ini mencapai 95% dari total kapasitas. Industri kabel masih fokus untuk memenuhi kebutuhan kabel dalam negeri sedangkan ekspornya hanya sekitar 10% dari total produksi.

Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (IISIA), Edward Pinem, mengatakan, seiring kebutuhan kabel dan pipa di dalam negeri industri didorong untuk melakukan penambahan kapasitas. "Kami juga mendorong agar tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) ditingkatkan," kata Edward.

Sekadar catatan, TKDN untuk produk kabel produksi dalam negeri cukup tinggi. Untuk bare cable conductor mencapai 100%, low voltage 100%, medium voltage 80%, high voltage 75% dan telecommunication cable 80%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×