kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Membandingkan solar D-100 dengan B30, ini penjelasan Pertamina


Selasa, 28 Juli 2020 / 07:20 WIB
Membandingkan solar D-100 dengan B30, ini penjelasan Pertamina


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyak yang penasaran dengan bahan bakar solar baru keluaran Pertamina. Seperti yang diketahui, baru-baru ini Pertamina mengumumkan berhasil memproduksi bahan bakar solar jenis baru yang diklaim lebih ramah lingkungan, bernama D-100. BBM khusus mesin diesel ini, diklaim menjadi bahan bakar pertama di Indonesia yang terbuat dari 100% minyak nabati. 

Sebelumnya, Pertamina sudah memiliki Solar B30 yang disebut punya kandungan minyak nabati 30%. Lantas, sebetulnya apa perbedaan mendasar dari dua jenis bahan bakar ramah lingkungan ini? 

Budi Santoso Syarif, Deputy CEO PT Kilang Pertamina Internasional, mengatakan, D-100 berasal dari 100% bahan nabati.

Baca Juga: Bahan bakar 100% sawit buatan Pertamina lebih bagus dibanding minyak solar

Sementara B30 merupakan biosolar yang memiliki kandungan 30% fatty acid methyl ester (FAME) dan 70% campuran solar. Menurut Budi, Solar B30 merupakan BBM yang dicampur terlebih dahulu di terminal-terminal BBM Pertamina.

Lain halnya dengan D-100, yaitu minyak kelapa sawit yang sudah dibersihkan dari getah, bau, selanjutnya menghasilkan Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) yang diolah di kilang sehingga menghasilkan D-100.

“Perbedaannya itu pada penerapannya. D-100 lebih ramah lingkungan karena gas karbon dioksida yang dilepaskan lebih sedikit dari B100 atau FAME,” ujar Budi, seperti dilansir dari laman Pertamina (26/7/2020). 

Baca Juga: Inilah hasil pengujian bahan bakar 100% sawit buatan kilang Dumai Pertamina

Budi juga menambahkan, saat ini Pertamina memiliki target produksi D-100 di kilang minyak Dumai sebanyak 1.000 barel per hari. Kemudian di kilang minyak Cilacap sebanyak 6.000 barel per hari pada tahun 2022, dan kilang minyak Plaju sekitar 20.000 barel per hari pada 2023. 

“Saya yakin, 2026 kita bisa mandiri dengan memanfaatkan sumber daya alam kita,” kata Budi.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perbedaan Solar D-100 dengan B30, Ini Kata Pertamina"
Penulis : Dio Dananjaya
Editor : Agung Kurniawan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×