kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45887,73   13,33   1.52%
  • EMAS1.360.000 0,74%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Memburu aktor atama korupsi SKK migas


Kamis, 29 Agustus 2013 / 14:31 WIB
Memburu aktor atama korupsi SKK migas
ILUSTRASI. Inilah 5 tips makeup yang wajib dicoba untuk membuat wajah terlihat lebih muda.


Reporter: Anastasia Lilin Y, Umar Idris, RR Putri Werdiningsih | Editor: Imanuel Alexander

Jakarta. Bola panas kasus dugaan suap yang melibatkan Kepala Satuan Kerja Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini terus bergulir. Jejak kasus ini ternyata juga sampai di kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pun terus mengembangkan kasus suap tersebut. Tidak terkecuali, mereka ingin memburu aktor utama korupsi di SKK Migas. Abraham Samad, Ketua KPK, mengatakan, lembaganya terus mengumpulkan dan mempelajari berbagai bukti yang diperoleh dari temuan selama ini. “Penyitaan berbagai bukti ini bisa menjadikan kasus ini terang benderang, dan semakin signifikan untuk membongkar aktor utama korupsi di SKK Migas ini,” kata Abraham.

Pernyataan Abraham ini menunjukkan, kasus suap tersebut tak berhenti sampai pada Rudi. Apalagi, KPK menemukan uang senilai US$ 200.000 dollar Amerika Serikat (AS) dalam sebuah tas di ruang kerja Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian ESDM Wayono Karno.

Temuan uang itu, menurut juru bicara KPK Johan Budi S.P., mengindikasikan penerima suap bukan hanya Rudi. “Kenapa uang dalam tas hitam di ruang sekjen Kementerian ESDM kami sita? Karena KPK meya-kini itu bukan uang operasional,” tegasnya. Maka, lembaga antikorupsi ini akan memanggil Menteri ESDM Jero Wacik.

Catatan saja, kasus ini bermula dari tangkap tangan Rudi oleh KPK setelah menerima suap US$ 700.000 dari Simon G. Tanjaya, Manager PT Kernel Oil Indonesia melalui Deviardi,
pada 13 Agustus 2013.

Semula, Simon melalui kuasa hukumnya, Junimart Girsang, mengakui uang panas tersebut diberikan untuk keperluan ekspansi Kernel Oil. Namun belakangan, dia meralat.

Tidak transparan

Memang, belum terkuak detail, untuk kepentingan apa serah-terima duit dari Simon ke Rudi yang nilainya mencapai sekitar Rp 7 miliar itu, apakah terkait tender di SKK Migas atau bukan. KPK sendiri belum mengungkap motifnya.

Cuma, melongok data yang dihimpun Indonesia Corruption Watch (ICW), sejak tahun 2010, Kernel Oil tercatat sudah memenangi 11 kali tender penjualan minyak yang digelar Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi alias BP Migas.

Firdaus Ilyas, Koordinator Divisi Monitoring dan Analisis Anggaran ICW, menjelaskan, tidak adanya transparansi dan akuntabilitas dalam lelang penjualan itu menjadi sebab peluang suap terjadi. Untuk mencari tahu siapa saja perusahaan peserta lelang dan berapa harga penawaran yang masuk, bukan perkara gampang. “Kami pernah meminta data ke SKK Migas tapi ditolak, dengan alasan rahasia negara,” katanya.

Semestinya, Firdaus bilang, kasus Rudi bisa menjadi pembuka untuk menguak permainan kotor dalam industri migas kita yang kerap dimanfaatkan secara politis. Dia yakin kasus ini menyeret banyak pihak yang ikut menikmati bancakan duit haram di sektor “basah” ini. Sepanjang 2000–2007 saja, ICW mencatat, ada kekurangan penerimaan negara dari sektor migas Rp 194 triliun.

Memang, Kurtubi, pengamat energi, menyatakan, suap di bisnis migas sangat besar. “Bisa sampai jutaan dollar, tak cuma ratusan ribu,” ujarnya.

Siapa menyusul Rudi?


***Sumber : KONTAN MINGGUAN 47 - XVII, 2013 Laporan Utama

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×