kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Memerah Potensi Ekonomi Kecipir


Kamis, 29 Januari 2009 / 16:55 WIB


Reporter: Aprillia Ika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kecipir merupakan tumbuhan merambat yang sering dimanfaatkan polong rambatnya untuk hidangan sayuran seperti pecel. Sampai detik ini, belum banyak usaha kecil menengah yang melirik potensi tanaman rambat yang satu ini. Padahal, tanaman ini bisa diolah menjadi susu, tempe, dan briket kecipir yang mempunyai nilai ekonomi.

Kecipir atau kelongkang merupakan tanaman lokal Indonesia. Selama ini, penduduk Indoensia masih memandang sebelah mata potensi tanaman kecipir ini. Namun di tangan Adi Kharisma, seorang praktisi dan pemerhati pangan, kecipir diolah menjadi tanaman yang punya nilai ekonomi. Apalagi, perawatan kecipir sangat mudah lantaran kecipir tidak membutuhkan banyak air. "Bintil yang ada di akar tanaman kecipir mengandung nitrogen yang sangat baik untuk menambah unsur hara di dalam tanah," ujar Adi.

Sayangnya, saat ini belum ada satu pertanian pun yang menawarkan bibit kecipir. Artinya, untuk pembudidayaan tanaman ini kita harus mulai bertanam dari biji.

Menurut Adi, banyaknya biji tergantung besaran lahan. Lubang tanam diberi patok bambu yang mirip pagar sebagai media rambat kecipir. Pemasangan patok bambu dibuat memanjang. Dalam satu lubang bisa ditanam dua benih kecipir. Namun sebagai percobaan, anda bisa menanam sebanyak 50 pohon dulu seperti yang telah diuji cobakan Adi di SD Rengas Ciputat dan SD No. 7 Bunutan Bali.

Dalam tiga bulan pertama, tanaman ini masih memerlukan banyak air. Namun memasuki bulan keempat kebutuhan air berkurang. "Tanaman ini harus terkena sinar matahari secara penuh. Jangan ternaungi apa pun," lanjut Adi.

Pada usia 4 bulan atau 5 bulan, polong kecipir mulai tumbuh. Biarkan dulu sampai sebulan baru dipanen. Perhitungannya, satu hektare areal tanam bisa menghasilkan 10.000 pohon kecipir. Jumlah tersebut dapat menghasilkan 4,5 ton biji polong matang. Jadi rata-rata satu pohon menghasilkan 1/2 kilo biji polong.

Salah satu kendala pengolahan polong kecipir adalah bau langu kecipir. Untuk menghilangkannya, Adi mempunyai trik khusus. Yaitu dengan cara mengukus biji polong kecipir sampai terkelupas kulit arinya selama setengah jam atau sampai empuk. "Kecipir ini lebih keras daripada kedelai, jadi merebusnya juga harus lebih lama," lanjut Adi.

Agar lebih praktis, Adi merebus polong kecipir dengan pressure cooker. Dengan alat ini, perebusan biji polong kecipir hanya memakan waktu 15 menit. Setelah itu, biji tersebut dibersihkan kulitnya. lalu diberi ragi tempe dengan takaran 1% dari jumlah biji yang bakal dijadikan tempe.

Tunggu dua hari dalam keadaan tertutup, maka tempe kecipir siap diolah. "Rasa tempe kecipir lebih kenyal dan lebih enak dari tempe kedelai," jamin Adi. Jika tempe ini digiling lagi, akan menjadi bahan baku pembuatan nugget kecipir dan burger kecipir.

Selain dapat diolah menjadi tempe, polong kecipir juga dapat diolah menjadi susu dengan nilai gizi tinggi. caranya, polong kecipir direbus selama setengah jam untuk emnghilangkan langu atau dimasukkan ke pressure cooker selama 15 menit. Setelah kulit ari terkelupas, polong digiling sembari dicampur air sebanyak lima kali berat polong kecipir basah. Untuk 300 gram biji kecipir basah bisa menghasilkan 1,5 liter susu mentah.

Susu mentah tersebut lantas dimasak sampai mendidih. Jangan lupa tambahkan gula dan garam sebagai pemanis dan penyedap. "Praktis saya tidak memakai perasa buatan untuk menghilangkan langu kecipir seperti beberapa UKM lakukan, sehingga susu ini benar-benar sehat," ujarnya.

Selain polongnya, ternyata ranting dan daun kecipir yang sudah rontok bisa diolah menjadi briket arang. Caranya, daun dan ranting dikumpulkan dan dibakar sampai menjadi arang. Lalu arang tersebut dicampur dengan arang sekam dengan komposisi 60% arang sekam, 30% arang daun kecipir dan 10% kanji sebagai perekat.

Selagi belum padat, adonan tersebut dimasukkan ke dalam cetakan bambu dan dijemur selama dua hari sampai mengering. "Dari kajian yang saya lakukan, harga per kilo briket kecipir bisa mencapai Rp 2500. Lebih murah dari harga minyak tanah ataupun gas," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×