kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Meminang Laba dari Perlengkapan si Kecil


Rabu, 20 Agustus 2008 / 19:19 WIB


Reporter: Gentur Putro Jati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Anda pasti sepakat, di belahan dunia mana pun, setiap hari pasti ada bayi lahir. Di Indonesia sendiri, Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memperkirakan angka pertumbuhan bayi 1,3% per tahun. Saat ini, jumlah penduduk Indonesia sekitar 227 juta jiwa. Dengan persentase pertumbuhan penduduk 1,3%, setidaknya ada 8.084 bayi lahir tiap hari di Indonesia.

Bagi Anda yang berniat berbisnis, jumlah kelahiran bayi yang masih tinggi bisa menjadi peluang bisnis yang menarik. Sang jabang bayi tentu membutuhkan aneka perlengkapan. Mulai dari popok, pakaian, peralatan makan, mainan, gendongan, hingga kereta dorong.

Memang, pemain di bisnis ini sudah bejibun. Nyatanya, tak sedikit pula pemain baru yang terus memanfaatkan peluang ini. Salah satunya adalah pasangan suami istri Yudhistira dan Raquel Brenda. Keduanya mengawali usaha membuka toko perlengkapan bayi di Jalan Senopati, Jakarta Selatan, sejak Juni 2007.

Untuk menyiasati banyaknya pemain bisnis ini, mereka menggunakan konsep unik. Baik dari segi nama toko maupun pemasaran. Nama tokonya Nenen Baby Shop. Pemasarannya, selain dari mulut ke mulut, mereka juga mempromosikan lewat internet, termasuk blog.

Nama Nenen, sepintas memang terdengar nyeleneh. Namun pasangan ini punya alasan. Kata Nenen adalah pilihan yang tepat untuk menunjukkan rasa perhatian si ibu terhadap bayi.

Yudhistira pun menolak usaha yang mereka jalankan hanya disebut mengekor para pemain yang sudah ada. Pasalnya, sudah sejak dua tahun lalu keduanya berjualan segala pernik kebutuhan bayi melalui dunia maya. "Jualan online itu merupakan sambilan karena waktu itu saya juga bekerja di sebuah radio swasta, sementara istri saya punya usaha butik pakaian sendiri," ujar Yudhistira.

Menurut Yudhis, panggilan akrab Yudhistira, satu hal yang membedakan Nenen dengan toko sejenis, mereka menerapkan konsep parents serving parents. Sederhananya, konsep ini berarti pasangan ini memberi konsultasi gratis untuk pasangan yang baru punya anak.

Ketika mengunjungi Nenen, pengunjung toko tak hanya bisa mendapat barang yang dibutuhkan. Bahkan, "Kalau misalnya barang yang pengunjung cari enggak ada di Nenen, kami beri referensi ke tempat lain untuk nyari barangnya," ujar Yudhis.

Bisa Laku 300 Item per Bulan

Koleksi Nenen terbilang lengkap. Setidaknya Yudhistira mengelompokkan barang dagangannya dalam sembilan kategori. Mulai dari pakaian bayi sampai anak usia lima tahun, perlengkapan kamar bayi, peralatan mandi, buku tentang bayi, makanan bayi, beragam mainan yang unik dan lucu, sampai perlengkapan ibu menyusui.

Harga jualnya juga bervariasi. Ada yang Rp 10.000 untuk boneka jari sampai Rp 1,4 juta untuk stroller atau kereta dorong bayi merek Cosatto Hula yang diimpor dari Inggris. Untuk memenuhi stok barang di Nenen, Yudhis biasanya memesan dari importir umum. Itu untuk barang-barang yang diproduksi oleh perusahaan perlengkapan bayi terkenal asal luar negeri, seperti Ikea, Cosatto, atau Graco Contempo.

Sementara stok koleksi pakaian bayi, mereka biasanya memesan dari lima orang desainer pakaian bayi yang sudah menjadi mitra mereka. "Biasanya sih barang yang banyak dicari itu pakaian dan mainan. Orang tua zaman sekarang kan sangat memperhatikan style dari anaknya. Mereka senang kalau anaknya memakai pakaian yang lucu atau bagus waktu diajak pergi," ujar Yudhis.

Nenen menerapkan sistem konsinyasi dengan para desainer pakaiannya, Nenen memberikan konsinyasi 25% sampai 30% dari harga jual pakaian. Sayang, Yudhis enggan buka-bukaan soal omzet yang mereka raup setiap bulan. Namun dia sedikit berbagi info: selama setahun pertama sejak buka Juni 2007, Nenen sukses menjual 250-300 item per bulan. Yang paling laris adalah pakaian dengan kisaran harga Rp 80.000 sampai Rp 145.000 per unit.

Dengan harga Rp 80.000 per unit saja, pendapatan Yudhis bisa mencapai Rp 20 juta hingga Rp 24 juta per bulan. Cuma, Yudhis enggan membuka berapa besar margin laba.
Nah, supaya dagangannya lebih laris, Yudhis dan Brenda terus aktif memanfaatkan fasilitas internet seperti blog, milis ibu hamil, dan forum diskusi online. "Jadi sekalian sharing juga sekalian promosi," katanya.

Bagi yang berminat mengikuti jejaknya, Yudhis berpesan agar selektif memilih produk yang dijual. Sehingga kualitas barang akan selalu terjaga. Yudhis sangat optimistis, bisnis perlengkapan bayi sangat cerah ke depan. Apalagi, tren kelahiran bayi tetap tinggi.

Nenen Baby Shop
Jl. Senopati No. 25 Jakarta
Telp. 021 5213008,
021-71553025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×