Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia bersama sejumlah BUMN strategis terus mempercepat transisi energi di sektor transportasi sebagai bagian dari komitmen mencapai target Net Zero Emission pada 2060. Upaya ini diwujudkan melalui berbagai inisiatif, mulai dari pengembangan biofuel hingga akselerasi ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai (KBLBB).
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Prof. Dr. Eng. Eniya Listiani Dewi, menekankan bahwa transportasi merupakan sektor penting dalam peta jalan transisi energi nasional.
“Transisi energi harus mampu menjaga keseimbangan antara kemandirian energi nasional, pertumbuhan ekonomi, dan keberlanjutan lingkungan. Transportasi menjadi fokus utama karena berkontribusi signifikan terhadap emisi karbon,” jelas Eniya dalam paparannya pada EITS Discussion Series 2025: Apa Kabar Transisi Energi di Sektor Transportasi, Rabu (10/9).
Baca Juga: TBS Energi (TOBA) Transisi Portofolio Lewat Tiga Pilar Bisnis Hijau, Ini Saran Analis
Ia menambahkan, strategi pemerintah mencakup elektrifikasi transportasi serta pengembangan bioetanol, biodiesel, hingga bioavtur untuk sektor penerbangan. Grand design transisi energi transportasi diarahkan agar penurunan emisi karbon dapat berjalan berkelanjutan.
Sejalan dengan kebijakan pemerintah, PT PLN (Persero) mengambil peran sebagai motor utama dalam pembangunan infrastruktur kendaraan listrik. Executive Vice President Pengembangan, Pinjaman, dan Perizinan Proyek PLN, Moch Padang Dirgantara, menyampaikan bahwa PLN menjalankan strategi menyeluruh mulai dari pembangkitan berbasis energi baru terbarukan hingga penyediaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang mudah diakses konsumen.
Ia memaparkan bahwa hingga September 2024, PLN telah mengoperasikan lebih dari 2.100 SPKLU di 1.463 lokasi serta 2.200 SPBKLU. Setahun kemudian, jumlah SPKLU tersebut meningkat dua kali lipat menjadi 4.216 unit di 2.800 lokasi, tersebar dari Aceh hingga Papua.
Baca Juga: Mencermati Peluang dan Tantangan Green Jobs di Tengah Transisi Energi
Dirgantara menambahkan bahwa pengembangan SPKLU tidak hanya terbatas pada perusahaan besar. Melalui Permen ESDM Nomor 182 Tahun 2023, PLN membuka peluang investasi bagi UMKM, koperasi, hingga individu agar ekosistem kendaraan listrik dapat tumbuh lebih inklusif dan memberi manfaat luas.
Di sisi lain, Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Dina Nurul Fitria, menilai masih ada tantangan dari sisi penjualan kendaraan listrik. Ia mencatat terjadinya perlambatan pertumbuhan akibat berakhirnya sejumlah insentif. Menurutnya, dukungan pemerintah, termasuk pembiayaan dari bank Himbara, sebelumnya sangat mendorong minat masyarakat. Namun, setelah subsidi dihentikan dan daya beli tetap terbatas, penjualan kendaraan listrik mengalami penurunan.
Dina juga mengungkapkan bahwa penurunan harga kendaraan konvensional membuat konsumen lebih cenderung memilih mobil non-EV. Kalaupun ada kemampuan membeli mobil baru, sebagian besar masyarakat akhirnya tetap menjatuhkan pilihan pada kendaraan berbahan bakar fosil.
Meski demikian, dengan kolaborasi antara pemerintah, BUMN, swasta, dan masyarakat, Indonesia tetap optimistis dapat mempercepat transisi energi di sektor transportasi. Sinergi antara biofuel, elektrifikasi, serta inovasi energi baru seperti hidrogen dan amonia diyakini akan menjadi kunci menuju era transportasi hijau sekaligus mendukung pencapaian target NZE 2060.
Selanjutnya: Prakiraan Cuaca (13 September 2025) Sulawesi Selatan: Makassar, Palopo, Toraja
Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Keuangan & Karier Hari Ini Sabtu (13/9), Siapa Dapat Kejutan?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News