Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kehadiran Xanh SM di Indonesia semakin membuat bisnis transportasi di Tanah Air kompetitif. Namun kehadiran Xanh SM juga dinilai punya misi lain yaitu memperluas penetrasi mobil listrik di pasar domestik.
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Persaingan dan Kebijakan Usaha (LKPU) Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI), Ditha Wiradiputra, menggarisbawahi perlunya mencermati model bisnis pemain baru di industri taksi asal Vietnam, Xanh SM.
Menurut Ditha, meskipun Xanh SM menawarkan alternatif baru bagi konsumen, strategi bisnisnya patut diawasi lebih lanjut untuk memastikan dampaknya terhadap pasar transportasi lokal.
Baca Juga: Mengukur Bisnis Taksi Asal Vietnam Menginjak Gas Saat Pasar Lesu
Ia menjelaskan bahwa Xanh SM menggunakan armada yang seluruhnya terdiri dari mobil listrik produksi perusahaan induknya, VinFast. Model bisnis ini mirip dengan produsen otomotif besar yang sekaligus masuk ke pasar layanan transportasi.
“Ini seperti jika Boeing atau Airbus membuka maskapai penerbangan sendiri. Dengan mengandalkan produk mereka sendiri, terjadi persaingan yang tidak seimbang dengan pemain lainnya,” ujar Ditha dalam keterangannya akhir pekan lalu.
Strategi ini, dapat dipahami sebagai upaya untuk mempercepat penetrasi produk VinFast di pasar Indonesia. Namun, ia mengingatkan bahwa langkah ini berpotensi memengaruhi ekosistem transportasi yang sudah ada, termasuk mitra pengemudi dan perusahaan ride-hailing lainnya.
“Memang ini strategi yang sah, tapi perlu dipertimbangkan dampaknya. Jangan sampai kehadiran Xanh SM menciptakan ketidakseimbangan di pasar dan berdampak negatif pada mitra pengemudi yang sudah beroperasi lebih dulu,” ungkapnya.
Baca Juga: Mengenal Taksi Listrik Xanh SM Asal Vietnam Bakal Dirilis 18 Desember 2024
Xanh SM, yang beroperasi di bawah PT Xanh SM Green and Smart Mobility (GSM), mulai menjalankan layanannya di Indonesia sejak 18 Desember 2024.
Perusahaan ini menargetkan pengoperasian 1.000 unit taksi listrik pada tahap awal dan merencanakan peningkatan hingga 10.000 unit pada 2025. Semua armada berasal dari model mobil listrik VF e34, produksi VinFast, yang juga merupakan induk usaha Xanh SM.
Ditha menambahkan, pemerintah perlu mempertimbangkan regulasi yang mengatur model bisnis seperti ini untuk melindungi seluruh pelaku usaha di sektor transportasi.
Xanh SM sendiri mengklaim kehadirannya akan memperluas pilihan transportasi ramah lingkungan bagi masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Blue Bird Tanggapi Kehadiran Xanh SM Taksi Online Berbasis Mobil Listrik Asal Vietnam
Namun, pemangku kepentingan diharapkan untuk terus memantau dan mengevaluasi dampak jangka panjang dari model bisnis ini terhadap industri transportasi dan otomotif di dalam negeri.
Selanjutnya: Catat, Besok Senin (27/1) Ganjil Genap Ditiadakan
Menarik Dibaca: Jadwal Pendaftaran Beasiswa LPDP 2025 Buka hingga 17 Februari
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News