kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menakar Potensi Kenaikan Harga Pertamax


Senin, 14 Maret 2022 / 17:19 WIB
Menakar Potensi Kenaikan Harga Pertamax
ILUSTRASI. Petugas melakukan pengisian BBM. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/aww/18.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina kini tengah mengkaji potensi penyesuaian harga BBM RON 92 Pertamax seiring kenaikan harga minyak mentah beberapa waktu terakhir.

"Masih kami kaji," kata Pjs  Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina Irto Ginting kepada Kontan, Senin (14/3).

Untuk itu, Irto pun belum bisa merinci lebih jauh besaran kenaikan harga Pertamax nantinya. Kendati demikian, Irto menegaskan secara umum dalam hal penyesuaian harga BBM nonsubsidi senantiasa mempertimbangkan harga minyak dunia, kurs dollar dan tentunya harus sesuai dengan ketentuan Keputusan Menteri ESDM.

Irto melanjutkan, tren konsumsi Pertamax pun juga kian meningkat setiap tahunnya. Sebagai gambaran, konsumsi Pertamax mencapai 8% dari total konsumsi BBM Nasional pada tahun 2020 lalu. Jumlah ini meningkat menjadi 12% dari total konsumsi BBM Nasional pada 2021. Selain itu, secara rata-rata konsumsi Pertamax mencapai 13% dari total konsumsi BBM Nasional.

Baca Juga: Kementerian ESDM: Konsumsi Pertalite Meningkat Tiap Tahun, Harga Tetap Dijaga

Sementara itu, Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro menilai kenaikan harga minyak dunia saat ini kian memberatkan Pertamina. "Saat ini harga Pertamax masih menggunakan acuan asumsi ICP APBN 2022 yang ditetapkan US$ 65 per barel," kata Komaidi, Senin (14/3).

Padahal, harga minyak dunia terus menunjukkan tren peningkatan jauh di atas asumsi tersebut.

Sebelumnya, Direktur of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengungkapkan ada opsi kebijakan yang bisa diterapkan oleh pemerintah jika kemudian hendak menahan harga Pertalite maupun Pertamax. Salah satunya dengan penetapan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) pada salah satu komoditas ini. 

"Opsi yang cukup rasional adalah merubah Pertalite dan Pertamax untuk gantikan Premium tapi dengan skema subsidi," kata Bhima, Minggu (13/3).

Baca Juga: Tekanan Harga Minyak Mentah Menguat, Pertamina Mengkaji Penyesuaian Harga Pertamax

Selain itu, menurutnya harga jual Pertamax saat ini pun berada di bawah harga jual BBM RON 92 oleh badan usaha lain. Asal tahu saja, untuk produk Ron 92 setara Pertamax oleh Badan Usaha lain kini dijual dikisaran Rp 12.990 per liter. Pertamina tercatat masih menjual dengan harga Rp 9.000 hingga Rp 9.200 per liter.  

Kontan mencatat, pada 2020 lalu Pertamina sempat mengeluarkan proyeksi konsumsi Pertamax yang dinilai memang akan kian meningkat.

Pada 2024, penyaluran total bensin ditaksir mencapai 106.400 KL per hari. Konsumsi Pertalite tetap paling dominan dengan 61.200 KL per hari. Namun, konsumsi Pertamax sudah mencapai 29.900 KL per hari, dua kali lipat lebih dibandingkan dengan konsumsi Premium yang sebesar 13.800 KL. Sedangkan konsumsi Pertamax Turbo diprediksi masih berkutat di angka 1.600 KL per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×