Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan farmasi, Menarini Indonesia yang merupakan bagian dari grup usaha farmasi global Menarini Group yang berasal dari Italia, berencana memperlebar sayap bisnis di kawasan Asia.
Presiden Direktur Menarini Indonesia Reinhard Ehrenberger menyatakan saat ini Menarini Indonesia sedang mengeksplorasi produk mana yang diproduksi di Indonesia untuk dijual ke pasar Asia. "Rencananya tahun ini atau tahun depan ada beberapa produk yang sudah bisa diekspor," kata Reinhard kepada Kontan.co.id, Senin (24/2).
Tapi, dia belum menyebut rinci produk yang akan diekspor. Namun, Reinhard tidak menampik produk over the counter (OTC) memang paling mudah untuk diterima di pasar luar negeri.
Baca Juga: Obat bebas (OTC) masih mendominasi penjualan Menarini
Selain rencana ekspor, Reinhard mengungkapkan ada peluang menjadikan Indonesia sebagai hub ekspor ke kawasan Asia. Pasalnya, Indonesia dikatakan punya peluang investasi yang menarik. Kata Reinhard, Indonesia merupakan pasar yang memberikan banyak peluang untuk menambah nilai ekspansi, baik dalam segi manufaktur maupun ekspor.
Reinhard mengatakan, Indonesia adalah salah satu negara di Asia yang biaya produksi relatif kompetitif dibandingkan negara lain. Adanya hal tersebut, membuat Reinhard yakin bisa meningkatkan kapasitas produksi dan menjadikan Menarini Indonesia masuk ke level selanjutnya. Artinya, produksi pabrik tidak hanya memenuhi kebutuhan obat dalam negeri tapi juga ke kawasan Asia lainnya.
Baca Juga: Menarini Indonesia berencana ekspor ke kawasan Asia
Asal tahu saja, lini produksi Menarini Indonesia dijalankan oleh anak usahanya PT Menarini Indria Laboratories yang memproduksi 2 juta pak (kotak) per tahun berlokasi di Cikarang Jawa Barat. Pabrik tersebut memproduksi obat jenis cairan minum, semi padat, kuasi hingga alat kesehatan.
Meski demikian, Reinhard mengakui aksi Menarini Indonesia untuk menjual produknya ke luar negeri juga harus sejalan dengan regulasi yang harus senantiasa dipatuhi.
Adapun menurut Reinhard, hal baik yang dilihatnya, beberapa negara Asia lainnya punya regulasi untuk memasok farmasi hampir sama dengan Indonesia. "Jadi kami positif dengan rencana ini," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
