Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2025 mencatatkan surplus sebesar US$ 4,33 miliar. Angka ini lebih tinggi dibandingkan surplus Februari 2025 yang sebesar US$ 3,10 miliar.
Surplus Maret 2025 didorong oleh surplus nonmigas sebesar US$ 6,00 miliar dan defisit migas sebesar US$ 1,67 miliar.
Baca Juga: Defisit Neraca Transaksi Berjalan Diperkirakan Melebar Tahun 2025 Ini
Menteri Perdagangan Budi Santoso menyampaikan, capaian ini melanjutkan tren surplus selama 59 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
"Jika melihat secara kumulatif, surplus Januari hingga Maret 2025 tercatat sebesar US$ 10,92 miliar," ujar Budi melalui siaran pers, Rabu (23/4).
Budi menjelaskan, surplus nonmigas Indonesia disumbang oleh perdagangan dengan beberapa mitra dagang utama.
Perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) mencatatkan surplus sebesar US$ 1,98 miliar, India US$ 1,04 miliar, Filipina US$ 0,71 miliar, Malaysia US$ 0,55 miliar, dan Vietnam US$ 0,42 miliar.
Baca Juga: Surplus Neraca Dagang Indonesia Dibayangi Peningkatan Impor dari AS
Pada Maret 2025, total nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 23,25 miliar, naik 5,95% secara bulanan (MoM) dan 3,16% secara tahunan (YoY).
Kenaikan ini ditopang oleh ekspor migas yang naik 28,81% serta ekspor nonmigas yang meningkat 4,71% (MoM).
Kontribusi ekspor sektor industri pada Maret 2025 menjadi yang tertinggi dengan pangsa mencapai 83,3% dari total ekspor nonmigas.
Meski begitu, pangsa ini sedikit lebih rendah dibandingkan Februari 2025 yang sebesar 84,69%. Sektor pertambangan menyumbang 14,07% dan sektor pertanian 2,63%.
Ekspor nonmigas dari sektor pertambangan mencatatkan kenaikan tertinggi sebesar 16,96% secara bulanan. Sementara sektor industri naik 2,98% dan pertanian naik 1,73%.
Baca Juga: Amerika Serikat Jadi Penyumbang Surplus Neraca Dagang Terbesar pada Maret 2025
Beberapa produk utama ekspor sektor pertambangan yang mencatatkan kenaikan tertinggi adalah bijih logam, terak, dan abu (HS 26) yang melonjak 4.154,80% (MoM).
Kenaikan signifikan ini terjadi setelah diberlakukannya Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 9 Tahun 2025 yang merelaksasi ekspor komoditas konsentrat tembaga.
Pada Maret 2025, Tiongkok, AS, dan India menjadi pasar utama ekspor nonmigas Indonesia dengan total nilai ekspor mencapai US$ 9,24 miliar atau 42,37% dari total ekspor nonmigas nasional.
Beberapa negara tujuan ekspor nonmigas yang mencatatkan peningkatan terbesar secara bulanan di antaranya Uni Emirat Arab (UEA) naik 68,18%, Turki 60,21%, Brasil 53,24%, Rusia 43,24%, dan Prancis 43,01%.
Secara kawasan, ekspor nonmigas ke Karibia naik 88,55%, diikuti Eropa Timur 54,05%, Asia Barat 23,20%, Amerika Selatan 22,38%, dan Eropa Selatan lainnya 18,08%.
Secara kumulatif, total ekspor nonmigas pada Januari–Maret 2025 tercatat sebesar US$ 66,62 miliar, naik 6,93% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Kenaikan ini didorong oleh penguatan ekspor nonmigas yang tumbuh 7,84% menjadi US$ 62,98 miliar, meski ekspor migas turun 6,72% menjadi US$ 3,64 miliar.
Selanjutnya: Tarif Trump Berisiko Mendorong Utang Publik Gobal ke Tingkat Tertinggi Sejak PD II
Menarik Dibaca: Optimalkan Tumbuh Kembang, Alfamidi Dorong Keluarga Menjaga Pencernaan Balita
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News