kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menderita rugi bersih di tahun 2019, ini tanggapan Terregra Asia Energy (TGRA)


Jumat, 05 Juni 2020 / 15:30 WIB
Menderita rugi bersih di tahun 2019, ini tanggapan Terregra Asia Energy (TGRA)
ILUSTRASI. PT Terregra Asia Energy Tbk (TGRA) kembali menunjukkan komitmen untuk terus mendukung pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Pada pekan lalu, projek PLTS rooftop dengan menggunakan teknologi panel surya milik TGRA secara resmi beroperasi di Waterboo


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Terregra Asia Energy Tbk (TGRA) mencetak kinerja keuangan yang kurang memuaskan sepanjang tahun 2019. Pasalnya, emiten pengembang energi baru terbarukan (EBT) tersebut mengalami kerugian bersih sebesar Rp 9,06 miliar, sedangkan di tahun sebelumnya perusahaan ini meraup laba bersih sebesar Rp 2,06 miliar.

Sekretaris Perusahaan TGRA Christin Soewito menyampaikan, nilai kerugian tersebut diperoleh akibat pengaruh kerugian selisih kurs yang dialami TGRA sebesar Rp 3,3 miliar di tahun lalu. 

Baca Juga: Ada virus corona, ini strategi Trisula Textile (BELL) untuk kejar target tahun 2020

Hal ini terjadi lantaran adanya peningkatan beban bunga seiring penambahan fasilitas pinjaman dana untuk membiayai proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) TGRA di Australia.

“Proyek tersebut memberikan sumbangsih beban bunga mencapai Rp 3,9 miliar,” ujar dia, Kamis (4/6) malam.

Asal tahu saja, tahun lalu TGRA telah menyelesaikan satu proyek PLTA di Australia dengan kapasitas 5 megawatt (MW). Masih ada 4 proyek PLTS lagi yang sedang dikerjakan oleh TGRA di sana yang sayangnya terancam tertunda akibat imbas pandemi Corona.

Kerugian bersih yang dialami TGRA juga diikuti oleh turunnya pendapatan usaha perusahaan tersebut sebesar 47,76% (yoy) menjadi Rp 23,81 miliar di tahun 2019.

Penurunan pendapatan usaha ini disebabkan adanya beberapa target penjualan yang mengalami penundaan jadwal, khususnya untuk pasokan suku cadang dan jasa pemeliharaan proyek pembangkit listrik yang realisasinya mundur dari kuartal IV-2019 menjadi ke kuartal II-2020.

Baca Juga: Hotel mulai buka, Eastparc Hotel (EAST) targetkan okupansi 50%

Christin menyebut, di tengah kondisi ekonomi yang sulit akibat pandemi Corona, TGRA masih akan fokus meningkatkan pasokan suku cadang dan memperkuat bisnis jasa pemeliharaan pembangkit listrik. “Karena lini usaha ini cenderung lebih sedikit terdampak oleh wabah Corona,” kata dia.

TGRA juga akan fokus pada bisnis Solar PV Rooftop atau panel surya atap untuk kebutuhan industri. Permintaan di segmen bisnis masih cukup besar mengingat kalangan industri selama masa pandemi harus meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi biaya pengeluaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×