Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk, Klaudia Molasiarani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dulu, properti di TB Simatupang disebut-sebut sebagai kawasan secondary dari central busines district (CBD). Kini, kawasan itu menjelma menjadi salah satu wilayah prestisius. Pebisnis berbondong-bondong membangun properti di sana, mulai perkantoran, hotel, apartemen dan kondominium.
Tak pelak, harga properti di kawasan selatan Jakarta itu terus merangkak naik. Salah satu faktor pendorong kenaikan harga yang cukup signifikan, yaitu proyek jalan tol Depok-Antasari dan mass rapid transit (MRT) Lebak Bulus-Kuningan. Itu sebabnya, Alila Group dan Grage Group memperkenalkan apartemen The Izzara di lokasi tersebut.
Nugrahadi Darmawan, Presiden Direktur PT Grage Trimitra Usaha mengklaim, Simatupang akan menjadi daerah yang sangat berkembang. "Atau The Next Sudirman," klaim dia, Selasa (13/2).
Nugrahadi tidak memungkiri, pembangunan proyek infrastruktur semacam lingkar Semanggi proyek jalan tol dan MRT menjadi salah satu hal yang ditonjolkan dalam mengembangkan apartemen.
Dari sisi lokasi, The Izzara dikelilingi gedung-gedung perkantoran perusahaan multinasional, hingga sekolah bertaraf internasional. Hal tersebut tentu menjadi pasar yang akan dibidik oleh pengembang The Izzara. "Ini juga menjadi pertimbangan perusahaan membangun proyek di kawasan Simatupang," tutur Nugrahadi.
Berhubung berada di lokasi strategis dengan dukungan fasilitas infrastruktur dan pendukung lain, harga apartemen yang dibangun dalam kawasan mixed use seluas 3,5 hektare (ha) dan ditarget kelar akhir 2018 itu melonjak. Saat pertama kali dipasarkan, apartemen dua tower berkapasitas 423 unit ini hanya seharga Rp 21 juta per m². Saat ini nilai jualnya sudah mencapai Rp 41 juta per m².
Sejatinya, tak hanya TB Simatupang yang sekarang berubah menjadi kawasan premium. Ada Serpong di Tangerang Selatan yang beralih rupa menjadi pusat pemukiman, perkantoran, dan bisnis di luar Jakarta. Padahal awalnya Serpong hanya kebon karet yang tak produktif.
Kawasan Serpong mulai dikembangkan tahun 1989. Waktu itu, Ciputra Group membangun kawasan Bumi Serpong Damai (BSD), yang dari awal sudah disebut sebagai kota mandiri.
Lambat laun, daya tarik BSD memikat pengembang lain. Misalnya, Sinarmas yang masuk dengan mengakuisisi BSD, sehingga berganti nama menjadi BSD City.
Sejak saat itu, Sinarmas gencar membangun kluster baru di BSD. Saat ini, Sinarmas lewat PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) tengah membangun gedung kantor bertajuk Green Office Park di BSD. Hermawan Wijaya, Direktur BSDE berujar, pihaknya memiliki izin pengembangan lahan seluas 6.000 ha di BSD City, "BSDE berhasil membebaskan lahan 5.000-an ha dan yang telah dikembangkan sekitar 2.500 ha–2.600 ha," ungkapnya. (klaudia, dina)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News