kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.280   0,00   0,00%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Mengapa Mobil Listrik Bekas Masih Sulit Terjual di Indonesia? Ini Alasannya


Senin, 09 Juni 2025 / 10:33 WIB
Mengapa Mobil Listrik Bekas Masih Sulit Terjual di Indonesia? Ini Alasannya
ILUSTRASI. Penjualan mobil listrik di Indonesia menunjukkan tren pertumbuhan dari tahun ke tahun, namun, kondisi tersebut belum tecermin di pasar mobil bekas


Sumber: Kompas.com | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan mobil listrik di Indonesia terus menunjukkan tren pertumbuhan dari tahun ke tahun.

Namun, kondisi tersebut belum tecermin di pasar mobil bekas.

Para pedagang kendaraan seken masih ragu untuk menjual mobil listrik.

Bagi sebagian pelaku usaha di segmen mobil bekas, menjual electric vehicle (EV) seken dinilai penuh tantangan.

Baca Juga: BYD Mobil Listrik Terlaris, Ini Harga BYD Atto Dolphin M6 Seal Denza Per Juni 2025

Andi, pemilik showroom mobil bekas Jordy Motor di Mega Glodok Kemayoran (MGK), mengatakan hingga kini ia belum berani menjual mobil listrik bekas.

“Saya tidak (menjual mobil listrik bekas). Karena harganya tidak stabil, pegang agak lama sedikit pasti rugi,” kata Andi saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.

Yannes Martinus Pasaribu, pengamat otomotif sekaligus dosen di Institut Teknologi Bandung (ITB), menilai situasi tersebut sebagai cerminan dari pasar yang masih belum matang.

"Mencerminkan ketidakpastian struktural pasar mobil bekas yang masih dalam tahap awal, sehingga belum terbentuk pola normalnya," kata Yannes kepada Kompas.com, Minggu (8/6/2025).

Adapun dari sisi calon konsumen, Yannes menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan mobil listrik bekas belum diminati masyarakat secara luas.

"Faktor utama yang dipahami pasar mobil bekas adalah ketakutan terhadap kondisi baterai (umur pakai hanya 5–7 tahun), harga penggantian baterai saat sudah tidak terpakai lagi yang sangat mahal (bisa sekitar 30 persen–45 persen harga mobil EV barunya), sudah habisnya garansi pabrik untuk beberapa merek, dan sulit dinilai kualitas baterainya oleh pembeli," katanya.

Yannes menambahkan bahwa perkembangan teknologi baterai juga berpengaruh terhadap depresiasi nilai kendaraan listrik bekas.

Mobil listrik keluaran baru cenderung dibekali baterai dengan teknologi lebih canggih, jarak tempuh lebih jauh, dan kemampuan fast charging yang lebih baik.

"Teknologi baterai baru semakin dapat melakukan fast charging, berdaya jangkau lebih jauh, dan harga baterainya semakin murah," ujarnya.

"Depresiasi cepat yang terjadi akibat teknologi baterai dan EV yang berkembang sangat cepat membuat teknologi baterai lama menjadi cepat kuno, belum lagi dengan penurunan harga baterai baru baik NMC maupun LFP yang turun cepat pada 2024–2025 ini," kata Yannes.

Baca Juga: Wuling Gandeng Produsen Lokal untuk Ban Mobil Listrik, Optimistis Tren EV Meningkat

Faktor lain yang turut memengaruhi adalah harga mobil listrik baru yang disubsidi pemerintah.

Hal ini membuat mobil listrik baru lebih menarik, sementara unit bekas menjadi kurang kompetitif.

Yannes juga menyebut bahwa keterbatasan infrastruktur pengisian daya serta layanan bengkel untuk EV di luar masa garansi masih menjadi hambatan besar.

Ketidakpastian harga penggantian baterai pun menambah risiko yang dirasakan calon pembeli.

"Jadi, penurunan harga lebih menunjukkan pasar yang belum matang. Masyarakat belum siap dengan fenomena mobil yang semakin tidak bisa lagi mempertimbangkan resale value yang lebih baik, seperti halnya di paradigma ICE bekas yang sudah terbangun valuenya selama puluhan tahun," ujarnya.

Menurut Yannes, kepercayaan masyarakat terhadap mobil listrik bekas akan tumbuh jika ekosistem pendukungnya juga berkembang.

"Kepercayaan akan tumbuh jika ada standar garansi baterai, pembiayaan yang adil, edukasi konsumen yang masif, serta infrastruktur yang merata," kata Yannes.

Selanjutnya: Rekomendasi 5 Film Psikopat dari Kisah Tragedi Pembunuhan di Dunia Nyata

Menarik Dibaca: Rekomendasi 5 Film Psikopat dari Kisah Tragedi Pembunuhan di Dunia Nyata

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×