kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.968.000   8.000   0,41%
  • USD/IDR 16.296   -38,00   -0,23%
  • IDX 7.118   -48,47   -0,68%
  • KOMPAS100 1.035   -9,01   -0,86%
  • LQ45 795   -6,82   -0,85%
  • ISSI 230   -1,51   -0,65%
  • IDX30 414   -1,63   -0,39%
  • IDXHIDIV20 485   -0,53   -0,11%
  • IDX80 116   -0,98   -0,84%
  • IDXV30 119   0,20   0,16%
  • IDXQ30 133   -0,23   -0,17%

Mengintip Prospek Bisnis Komponen Otomotif Nasional pada 2025


Selasa, 04 Maret 2025 / 14:56 WIB
Mengintip Prospek Bisnis Komponen Otomotif Nasional pada 2025
ILUSTRASI. (KONTAN/Baihaki) Industri komponen otomotif nasional dihadapkan oleh peluang sekaligus tantangan bisnis sepanjang tahun 2025 berjalan.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri komponen otomotif nasional dihadapkan oleh peluang sekaligus tantangan bisnis sepanjang tahun 2025 berjalan.

Ketua Umum Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor Hamdani Dzulkarnaen Salim menyampaikan, tren penjualan komponen otomotif di segmen original equipment manufacturer (OEM) tampaknya tidak jauh berbeda dibandingkan tahun sebelumnya. Ini mengingat, proyeksi penjualan mobil nasional dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) hanya berada di level 900.000 unit pada 2025. 

Angka tersebut tidak terpaut jauh dibandingkan realisasi penjualan mobil nasional pada tahun sebelumnya yakni 865.723 unit (kategori wholesales). Dengan begitu, potensi pertumbuhan permintaan komponen untuk kendaraan roda empat baru relatif lebih terbatas.

Baca Juga: Toyota Cetak 2.728 SPK Sepanjang Gelaran IIMS 2025, Paling Laris Zenix Hybrid

Sebaliknya, para produsen komponen berpotensi memaksimalkan cuan dari penjualan produk di segmen aftermarket. Sebab, kebutuhan komponen atau suku cadang pengganti tergolong besar dan pasarnya selalu ada terlepas dari dinamika kondisi ekonomi nasional.

“Pasar aftermarket dipengaruhi oleh jumlah unit kendaraan yang beroperasi,” ujar dia, Selasa (4/3).

GIAMM juga menyebut, tidak menutup kemungkinan para produsen komponen mulai mendiversifikasi bisnisnya dengan mengembangkan komponen untuk kendaraan listrik, baik roda empat ataupun roda dua. Apalagi, pasar kendaraan listrik di Indonesia sudah mulai tumbuh seiring kehadiran berbagai merek dan model baru dalam beberapa tahun terakhir.

“Semuanya tentu bergantung supply-demand, jika permintaannya (komponen kendaraan listrik) naik, pasti banyak yang berusaha menyuplainya,” ungkap Hamdani.

Di sisi lain, GIAMM juga menyoroti tren pelemahan kurs rupiah yang terus berlarut hingga kini. Ketidakpastian ini tentu memberatkan bagi pabrikan komponen yang harus mengimpor kebutuhan sebagian bahan bakunya.

Alhasil, para produsen komponen harus melakukan berbagai upaya penghematan dan pengurangan biaya di bidang yang lain. “Kenaikan harga produk adalah pilihan terakhir,” pungkas dia.

Baca Juga: Telah Diperkenalkan di Indonesia, Xpeng Belum Bisa Dipesan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×