Reporter: Dimas Andi | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri komponen otomotif nasional dihadapkan oleh peluang sekaligus tantangan bisnis sepanjang tahun 2025 berjalan.
Ketua Umum Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor Hamdani Dzulkarnaen Salim menyampaikan, tren penjualan komponen otomotif di segmen original equipment manufacturer (OEM) tampaknya tidak jauh berbeda dibandingkan tahun sebelumnya. Ini mengingat, proyeksi penjualan mobil nasional dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) hanya berada di level 900.000 unit pada 2025.
Angka tersebut tidak terpaut jauh dibandingkan realisasi penjualan mobil nasional pada tahun sebelumnya yakni 865.723 unit (kategori wholesales). Dengan begitu, potensi pertumbuhan permintaan komponen untuk kendaraan roda empat baru relatif lebih terbatas.
Baca Juga: Toyota Cetak 2.728 SPK Sepanjang Gelaran IIMS 2025, Paling Laris Zenix Hybrid
Sebaliknya, para produsen komponen berpotensi memaksimalkan cuan dari penjualan produk di segmen aftermarket. Sebab, kebutuhan komponen atau suku cadang pengganti tergolong besar dan pasarnya selalu ada terlepas dari dinamika kondisi ekonomi nasional.
“Pasar aftermarket dipengaruhi oleh jumlah unit kendaraan yang beroperasi,” ujar dia, Selasa (4/3).
GIAMM juga menyebut, tidak menutup kemungkinan para produsen komponen mulai mendiversifikasi bisnisnya dengan mengembangkan komponen untuk kendaraan listrik, baik roda empat ataupun roda dua. Apalagi, pasar kendaraan listrik di Indonesia sudah mulai tumbuh seiring kehadiran berbagai merek dan model baru dalam beberapa tahun terakhir.
“Semuanya tentu bergantung supply-demand, jika permintaannya (komponen kendaraan listrik) naik, pasti banyak yang berusaha menyuplainya,” ungkap Hamdani.
Di sisi lain, GIAMM juga menyoroti tren pelemahan kurs rupiah yang terus berlarut hingga kini. Ketidakpastian ini tentu memberatkan bagi pabrikan komponen yang harus mengimpor kebutuhan sebagian bahan bakunya.
Alhasil, para produsen komponen harus melakukan berbagai upaya penghematan dan pengurangan biaya di bidang yang lain. “Kenaikan harga produk adalah pilihan terakhir,” pungkas dia.
Baca Juga: Telah Diperkenalkan di Indonesia, Xpeng Belum Bisa Dipesan
Selanjutnya: HUT ke-44 Bukit Asam (PTBA): Menata Ulang, Menyulut Perubahan
Menarik Dibaca: Hujan Guyur Daerah Ini, Simak Ramalan Cuaca Besok (5/3) di Jawa Barat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News