kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menilik nasib Garuda Indonesia (GIAA) di tengah jalan terjal restrukturisasi


Senin, 18 Oktober 2021 / 01:00 WIB
Menilik nasib Garuda Indonesia (GIAA) di tengah jalan terjal restrukturisasi


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

Lalu, dibanding menggantikan posisi Garuda, dengan jumlah pesawat yang telah berkurang Toto mengusulkan agar nantinya ada peralihan fokus antara Garuda Indonesia dan Citilink sebagai anak usahanya. Garuda bisa difokuskan untuk melayani rute-rute internasional dan sebagian rute domestik yang ramai. Sedangkan Citilink fokus menggarap pasar domestik. 

Sedangkan untuk Pelita Air, Toto mengusulkan agar dilakukan kolaborasi untuk memperkuat posisi Garuda. "Jadi ada pembagian segmen, internasional Garuda, domestik fokus Citilink. Kalau Pelita masih punya pesawat bisa dipinjam, kolaborasi. Kan sama-sama BUMN, kantong kiri, kantong kanan saja," ungkap Toto.

Sementara itu, pengamat penerbangan Alvin Lie berpandangan bahwa restrukturisasi atau penyehatan Garuda secara umum tergantung pada dua hal. Pertama, bagaimana bantuan Penyertaan Modal Negara (PMN) bisa disalurkan secara efektif. Kedua, kemampuan negosiasi dari manajemen Garuda dengan para lessor dan kreditur.

Baca Juga: 11 Langkah cara menggunakan meterai elektonik, belum banyak yang tahu

Dengan berkurangnya jumlah pesawat dan rute yang dilayani, saat pasar kembali pulih maka akan terjadi kompetisi yang sengit antara maskapai swasta dan BUMN. Alvin bilang, strategi untuk bisa berkompetisi memang perlu disiapkan oleh maskapai plat merah.

Pasalnya, harga tiket Garuda saat ini hampir selalu ada di batas atas tarif, sehingga untuk rute penerbangan yang sama harga tiketnya bisa hampir dua kali lipat dibandingkan Citilink atau kompetitor Garuda.

"Ini saya kira menjadi tantangan dan peluang bagi pesaing-pesaing Garuda. Ketika pasar mulai pulih, ini menjadi rebutan, apakah diambil alih oleh airline swasta atau BUMN. Yang pasti Citilink dan Pelita siap," pungkas Alvin.

Dihubungi terpisah, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra belum banyak berkomentar terkait progres dan tahapan yang sedang ditempuh dalam restrukturisasi Garuda. Yang pasti, pembicaraan dengan para kreditor terus ditempuh.

Irfan pun mengamini ada kenaikan jumlah penumpang dan traffic penerbangan setelah pelonggaran PPKM. Dia juga meyakinkan akan mengoptimalkan kenaikan permintaan angkutan udara itu sebagai momentum bagi pemulihan Garuda.

"Masih proses (restrukturisasi). Ada peningkatan setelah penurunan PPKM. Tentu kami akan maksimal effort di tengah kenaikan mobilitas masyarakat," ujar Irfan kepada Kontan.co.id, Jum'at (15/10).

Selanjutnya: Garuda Indonesia fasilitasi pengangkutan snow leopard dari Amsterdam

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×