Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menyampaikan informasi terkini mengenai kemajuan pembangunan pabrik emas kedua dengan kapasitas 4.000 ton bijih per hari di Palu, Sulawesi Tengah.
Hampir seluruh perlengkapan utama yang difabrikasi di luar negeri dan di Indonesia telah tiba di Palu. Perlengkapan-perlengkapan seperti sag mill, ball mill, crusher, cyclone, thickener, dan tangki – tangki carbon in leach saat ini sedang dalam proses instalasi dan assembly untuk menjadi pabrik yang siap berproduksi di Poboya, Palu. Beberapa perlengkapan (elution system) saat ini sedang diselesaikan pembuatanya di luar negeri.
Agus Projosasmito, Direktur Utama & CEO dari BRMS berharap pabrik emas kedua di Palu tersebut dapat mulai beroperasi di tahun ini. “Kenaikan produksi emas dari pabrik baru tersebut akan berdampak positif terhadap pendapatan dan laba bersih BRMS di tahun ini,” terang Agus dalam keterangan resmi yang disampaikan kepada Kontan.co.id, Senin (25/4).
Baca Juga: Pendapatan dan Laba Bersih Bumi Resources Minerals (BRMS) Kompak Naik di 2021
Asal tahu, anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ini mencetak kinerja moncer di sepanjang 2021. Pendapatan BRMS meningkat 26,50% dari US$ 8,3 juta di tahun 2020 menjadi US$ 10,5 juta di 2021. Kenaikan pendapatan ini seiring dengan lonjakan volume produksi emas BRMS yang naik dari 73 kg di tahun 2020 menjadi 139 kg di tahun lalu.
Dus, laba bersih BRMS juga mengalami menanjak. Laba bersih anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ini melesat 1.625%, dari US$ 4 juta di tahun 2020 menjadi US$ 69 juta di tahun 2021. Peningkatan tersebut disebabkan karena adanya pendapatan lain-lain pada tahun 2021 senilai US$ 118 juta.
Sekitar US$ 90 juta dari pendapatan lain-lain tersebut berasal dari penyelesaian tagihan oleh pihak ketiga terhadap anak usaha BRMS dalam bentuk tunai maupun dalam bentuk hak atas saham sebesar 80% pada PT Suma Heksa Sinergi (operator proyek tambang emas Kerta di Lebak, Banten).
Penyelesaian tagihan tersebut dibukukan sebagai pendapatan lain – lain di laporan laba rugi perusahaan dikarenakan tagihan tersebut sebelumnya telah di-impaired atau mengalami penurunan nilai di tahun 2018.
Sedangkan sisa US$ 28 juta dari pendapatan lain-lain tersebut merupakan penghapusan utang dan penilaian persediaan yang telah dibukukan pada semester pertama 2021. Pendapatan lain-lain dalam bentuk penyelesaian tagihan, penilaian persediaan, dan penghapusan utang tersebut tidak dibukukan secara rutin oleh BRMS.
Ke depan, Agus Projosasmito berharap, perusahaan dapat lebih mengandalkan kenaikan pendapatan dari produksi emas untuk dapat meningkatkan laba bersih Perusahaan. Kepemilikan BRMS atas proyek tambang emas Kerta masih menunggu penyelesaian dokumen-dokumen terkait dan persetujuan dari Pemerintah.
“Kami percaya bahwa proyek tambang emas Kerta akan berdampak positif terhadap kinerja keuangan BRMS di masa mendatang,” terang Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News