Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia pada September lalu memastikan adanya investasi Australia di Indonesia senilai US$ 2,58 miliar. Investasi tersebut berupa proyek infrastruktur energi terbarukan melalui Australia-Asia PowerLink (AA PowerLink).
Adapun, investasi yang mencapai US$ 2,58 miliar ini meliputi instalasi kabel listrik bawah laut yang melintas dari Australia ke Singapura melalui Indonesia.
Selain itu, investasi ini terdiri dari investasi langsung senilai US$ 530 juta hingga US$ 1 miliar selama instalasi proyek ditambah dengan investasi sebesar US$ 1,58 miliar untuk biaya operasional selama jangka waktu proyek.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengungkapkan, berdasarkan jenis teknologinya yakni kabel listrik arus searah (HVDC) maka fasilitas kabel ini besar kemungkinan tidak bisa dipakai bersama oleh Indonesia.
Baca Juga: Jepang-AS-Australia siap mendanai pembangunan jaringan 5G di Pasifik Selatan
"Manfaat yang bisa kita dapatkan adalah jika pabrik kabel dan komponennya dibangun di Indonesia," ungkap Fabby kepada Kontan.co.id, Senin (7/2).
Fabby menjelaskan, jika fasilitas pabrik HVDC dibangun di Indonesia maka ke depannya akan ada keuntungan bagi pemerintah. Salah satunya untuk kebutuhan interkoneksi kelistrikan antar pulau.
Apalagi, Indonesia memiliki target untuk mencapai dekarbonisasi atau Net Zero Emission pada 2050 atau 2060 mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News