kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.909.000   5.000   0,26%
  • USD/IDR 16.275   -2,00   -0,01%
  • IDX 7.199   85,36   1,20%
  • KOMPAS100 1.050   12,00   1,16%
  • LQ45 810   8,01   1,00%
  • ISSI 232   2,92   1,27%
  • IDX30 421   4,28   1,02%
  • IDXHIDIV20 494   4,12   0,84%
  • IDX80 118   1,20   1,03%
  • IDXV30 120   1,65   1,39%
  • IDXQ30 136   1,10   0,82%

Menjaring Untung dari Bisnis Shampoo Hotel


Kamis, 04 Juni 2009 / 20:01 WIB


Reporter: Aprillia Ika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Salah satu bisnis yang menjanjikan kontinuitas adalah bisnis supplier shampoo hotel. Pasalnya, produk yang satu ini merupakan salah satu alat perlengkapan hotel yang harus ada sebagai sarana layanan hotel.

Tak heran jika Murdjio, seorang pensiunan pegawai negeri, memilih bisnis ini untuk penghidupannya. Usahanya bernama Intan Bedding Goods & Hotel Amenities. "Saya sudah menekuninya sejak tiga tahun silam," ujar kakek 58 tahun ini.

Menurut Mardjio, prospek bisnis ini sangat bagus. Apalagi ada keinginan dari pemerintah untuk menggalakkan potensi wisata dalam negeri. "Pasti jumlah tamu hotel jadi banyak, tuh," tukasnya.
Pasalnya, besar kecil order shampoo hotel bergantung pada jumlah tamu hotel yang ada. "Kalau musim liburan, baik tengah tahun atau akhir tahun, permintaan shampoo bisa naik 1,5 kali lipat dari bulan biasa," ujar Murdjio.

Mardjio sendiri saat ini memasok shampoo untuk sekitar sepuluh hotel. Rata-rata tiap hotel membutuhkan sekitar 1.000 botol shampoo ukuran 30 mililiter setiap bulannya. "Dalam sebulan, saya bisa menghabiskan 200 liter shampoo yang saya beli dari produsen shampoo di Jakarta dan Bandung," ujarnya.

Tiap botol shampoo dijual Mardjio seharga Rp 1.000. Sehingga paling tidak dalam sebulan Mardjio bisa mendapat omzet Rp 10 juta. "Untuk margin, saya hanya ambil sebesar 15% per botol," tuturnya.

Sementara jika sedang ramai, Mardjio bisa memasok sekitar 2.500 botol per hotel dalam sebulan. Otomatis, omzet juga naik 1,5 kali lipat dari bulan biasa.

Sayangnya, Mardjio hanya bisa memasok produk shampoo-nya ke daerah-daerah seperti Jogjakarta, Jambi dan Lampung. Pasalnya, persaingan antar supplier shampoo hotel sudah ketat di Jakarta dan Bandung. Padahal, markas usaha Mardjio berada di Jalan Merah Delima no 8 Bandung.

Beda lagi dengan pengalaman Heru Wibowo, pemilik Tidar Niagatama. Lantaran kepiawaiannya mendekati para pemilik hotel, Heru mendapat tempat untuk memasok produk shampoo miliknya di sekitar 20 hotel di Jakarta dan sekitarnya. Rata-rata, hotel kelas bintang dua ke atas.

Seperti Mardjio, Heru mengaku terjun ke bidang ini lantaran permintaan dari pihak hotel selalu kontinyu. "Pihak hotel menginginkan bentuk dan aroma shampoo yang bisa di-custom dan sudah terkemas rapi baik bentuk dan logonya," ujar Heru.

Dari 20 hotel langganannya, rata-rata butuh minimal 500 botol setiap bulan. Sementara saat ramai, dari satu hotel saja bisa mengorder sampai 3.000 botol. Ukuran botol yang tersedia dari 20 mililiter sampai 35 mililiter.

"Kalau bintang dua ke atas, mereka pilih yang 30 mili ke atas," ujarnya. Harga per botol Rp 550 sampai Rp 1.000 per botol. Dari harga tersebut, Heru mengaku mengambil margin antara 15% sampai 20% per botol.
"Margin memang tidak banyak karena untuk botol, logo serta untuk shampoo-nya saya sub-kan ke pelaku UKM lain," tutur Heru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×