Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, penyelesaian pengambilalihan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) kembali akan mundur.
Chatib memperkirakan penyelesaiannya akan terjadi pada 30 November 2013. Seharusnya, proses penyelesaian pengambilalihan Inalum dari Nippon Asahan Aluminium (NAA) ini harus selesai pada hari ini.
Namun semalam DPR terpaksa menunda kesepakatan bersama antara pemerintah dengan DPR terkait nilai dana pengambilalihan Inalum itu.
"Soal Inalum, belum selesai, kita masih menungggu. Belum tahu dari DPR, mungkin 30 November 2013," kata Chatib saat ditemui di Gedung DPR Jakarta, Jumat (25/10/2013).
Hingga saat ini, proses pengambilalihan kembali Inalum sudah mendapat persetujuan dari Komisi VII dan Komisi VI. Namun untuk Komisi XI DPR, pemerintah belum mendapat persetujuan karena memang rapat yang seharusnya dilakukan semalam ternyata tidak kuorum. Sehingga DPR memilih untuk menunda rapat tersebut.
"Di Komisi XI, kalau persetujuan baru, kita maju di tanggal itu. Tentu pemerintah akan patuh," tambahnya.
Pemerintah masih optimistis Inalum akan kembali ke tangan Indonesia pada 1 November 2013 mendatang. Pemerintah menugaskan Kementerian Perindustrian untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Saat ini pemerintah dan pihak Jepang bersepakat membeli kembali Inalum seharga 588 juta dollar AS atau sekitar Rp 6,1 triliun. Nilai ini sebenarnya masih jauh dari harga yang diminta Jepang sebelumnya, 626 juta dollar AS. (Didik Purwanto/Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News