Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Deregulasi membuat daya saing pariwisata di tingkat global meningkat tajam.
“Meningkatnya daya saing pariwisata Indonesia di tingkat global karena kita melakukan deregulasi bebas visa yang membuat indeks daya saing kita di tingkat global melompat dari ranking 70, menjadi 50 pada 2015 dan meningkat di ranking 42 tahun 2017,” kata Menpar Arief Yahya dalam keterangan yang diterima Kontan.co.id, Jumat (20/7).
Menurut Arief, deregulasi bebas visa secara langsung memperbaiki pilar yang menjadi unsur penilaian dalam Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) World Economic Forum (WEF) pada ‘international openness’ yang semula di ranking 55 melompat menjadi ranking 17 dunia, dan hal ini sangat besar pengaruhnya terhadap peningkatan TTCI.
“Untuk mencapai target di ranking 30 dunia tahun depan, kita harus memperbaiki pilar environmental sustainability yang saat ini masih rendah di peringkat 131 dari 134 negara. Cara yang paling tepat adalah melakukan deregulasi di bidang yang terkait dengan environmental sustainability tersebut,” kata Arief Yahya.
Arief mengatakan, ISTA 2018 menjadi ajang untuk memberikan penghargaan sekaligus mengukur implementasi pariwisata berkelanjutan dalam pengelolaan destinasi wisata di Indonesia, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pariwisata (Permen) Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Dadang Rizki Ratman mengatakan, penyelenggaraan ISTA 2018 adalah yang kedua kali. “Tahun 2015 sudah ada 20 kabupaten/kota yang sustainable tourism destination. Dengan adanya ISTA 2018, kami harapkan STD ini akan bertambah secara signifikan,” kata Dadang.
Seperti diketahui, pendaftaran ISTA 2018 telah dimulai sejak 1 Mei dan akan berakhir 31 Juli 2018. Akhir dari ajang ISTA 2018 adalah pemberian penghargaan yang akan berlangsung di Bali pada 8 November 2018 mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News