Sumber: Antara | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan terlalu dini untuk menyebut target-target pariwisata tahun ini gagal tercapai termasuk kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang banyak diperkirakan tidak akan melampaui angka 10 juta orang.
"Perhitungan dan evaluasi baru kita dapat angkanya pada Februari 2016. Saya masih optimistis," kata Menteri Arief Yahya di Jakarta, Rabu (30/12).
Dalam beberapa waktu terakhir, Arief Yahya dianggap gagal mendatangkan turis asing hingga 10 juta orang padahal anggaran kementeriannya telah dinaikkan hingga beberapa kali lipat.
Arief sendiri meminta semua pihak terus mendukung sektor pariwisata Indonesia demi kesejahteraan bersama.
"Anggaran yang dinaikkan baru efektif tahun depan. Saya justru mengajak seluruh pihak untuk bersama membangun pariwisata karena ini tanggung jawab semua," katanya.
Meski di tengah berbagai kendala dan bencana termasuk bencana kabut asap yang masif beberapa waktu lalu, erupsi gunung, dan lain-lain, ia menjelaskan pertumbuhan pariwisata Indonesia pada 2015 masih pada angka estimasi yakni sebesar 5,81 persen.
Menurut dia, angka itu jauh lebih baik dibandingkan negara tetangga. Pariwisata Malaysia pada Januari hingga Juni 2015 justru tumbuh negatif 9,43%, Singapura (Januari-Oktober 2015) negatif 0,09%, dan Vietnam (Januari-November 2015) negatif 1,27%. Sementara Thailand pada Januari-November 2015 tumbuh 22,34%.
"Kita bisa melakukan benchmarking dengan destinasi unggulan negara tetangga dan akan terlihat bahwa potensi pariwisata Indonesia sangat besar, namun belum tergarap secara optimal," kata Arief Yahya.
Ia menjelaskan, sebagai perbandingan (benchmarking), Phuket di Thailand tahun ini dikunjungi sebanyak 9,5 juta wisman, Penang di Malaysia dikunjungi 5,5 juta wisman, dan Angkor Wat di Kamboja dikunjungi 1,7 juta turis.
Sementara Indonesia memiliki Bali yang tahun ini dikunjungi 4 juta wisman, dan Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko dikunjungi sebanyak 471 ribu wisman dan 5 juta wisnus.
Menpar Arief Yahya menambahkan, capaian angka sementara jumlah kunjungan wisman ke Indonesia pada Januari hingga Oktober 2015 secara kumulatif sebanyak 8.017.589 wisman.
Jumlah tersebut tumbuh 3,38% dibandingkan periode yang sama tahun 2014 sebanyak 7.755.616 wisman.
"Diproyeksikan hingga akhir Desember 2015 capaian kunjungan wisman sebesar 10,017 juta wisman atau tumbuh 5,81 persen dengan estimasi jumlah kunjungan wisman pada November dan Desember 2015 masing-masing sebesar 800 ribu dan 1,2 juta wisman.
Capaian 10,017 juta wisman tersebut melampaui target 2015 yang ditetapkan sebesar 10 juta wisman," katanya.
Capaian kunjungan dengan angka estimasi 10,017 juta wisman tersebut menghasilkan devisa sebesar US$ 11,9 miliar atau setara Rp163 triliun.
Dengan capaian itu, rata-rata lama tinggal wisman selama berlibur di Indonesia adalah 8,50 hari dengan pengeluaran sebanyak US$ 1.190 per wisman per kunjungan.
Sementara itu, jumlah wisatawan nusantara (wisnus) yang melakukan perjalanan pada Januari hingga Oktober 2015 sebanyak 208 juta perjalanan, dengan estimasi pada November dan Desember masing-masing sebanyak 22,5 juta dan 27,5 juta perjalanan.
Hingga akhir 2015 jumlah wisnus yang melakukan perjalanan sebanyak 255,05 juta atau di atas target yang ditetapkan sebesar 255 juta perjalanan wisnus.
Dari jumlah perjalanan wisnus tersebut total uang yang dibelanjakan mencapai Rp224,68 triliun dengan perhitungan pengeluaran per perjalanan setiap wisnus sebesar Rp 880.925.
Menpar Arief Yahya memaparkan kinerja pariwisata selama 2015 antara lain; kontribusi pariwisata terhadap perekonomian (PDB) nasional sebesar 4,23% atau melampaui target 4%.
Sedangkan dalam hal penyerapan tenaga kerja (langsung, tidak langsung, dan ikutan) sebanyak 12,16 juta atau di atas target 11,3 juta tenaga kerja.
"Secara garis besar kebijakan dalam mengembangkan pariwisata selama tahun 2015 sudah on the track sehingga target-target yang kami tetapkan akan tercapai," kata Arief Yahya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News