kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menperin: Aktivitas industri berikan efek berganda pada pertumbuhan ekonomi nasional


Minggu, 19 Agustus 2018 / 22:00 WIB
Menperin: Aktivitas industri berikan efek berganda pada pertumbuhan ekonomi nasional
ILUSTRASI. Menperin Airlangga Hartarto


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berniat untuk memacu sektor industri manufaktur agar terus meningkatkan nilai tambah tinggi, terutama melalui penerapan revolusi industri 4.0. Hal ini sejalan upaya untuk mentrasformasi ekonomi menuju negara yang berbasis industri.

“Aktivitas industri konsisten memberikan multiplier effect bagi pertumbuhan ekonomi nasional, antara lain penerimaan devisa dari ekspor, pajak, dan cukai serta penyerapan tenaga kerja yang cukup banyak,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangan resmi yang dikutip Kontan.co.id Minggu (19/8).

Airlangga bilang, industri pengolahan menjadi kontributor terbesar bagi Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, dengan nilai mencapai 19,83% pada triwulan II-2018. Sedangkan pertumbuhan industri pengolahan nonmigas sebesar 4,41%, lebih tinggi dibandingkan capaian di periode yang sama tahun lalu sebesar 3,93%.

Sektor-sektor yang menjadi penopang pertumbuhan industri pengolahan nonmigas di kuartal II-2018, antara lain adalah industri karet, barang dari karet dan plastik yang tumbuh sebesar 11,85%, kemudian diikuti industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki sebesar 11,38%.

Pertumbuhan industri makanan dan minuman tembus 8,67%, serta industri tekstil dan pakaian jadi mencapai 6,39%. Ia mengatakan, kinerja dari sektor-sektor manufaktur ini mampu melampaui pertumbuhan ekonomi nasional.

“Dengan menerapkan industri 4.0, aspirasi besar nasional yang akan dicapai adalah membawa Indonesia menjadi 10 besar ekonomi di tahun 2030 dan mengembalikan angka net export industri 10% dari total PDB,” ungkap Airlangga.

Kontribusi besar lainnya dari setor manufaktur, yaitu penerimaan negara dari pajak pertambahan nilai (PPN) industri pengolahan hingga Juli 2018 mencapai 29,9% atau senilai Rp 194,36 triliun, yang mampu melampaui sektor perdagangan, jasa keuangan, dan pertambangan. Bahkan, penerimaan PPN industri pengolahan tersebut meningkat 12,48% dibandingkan periode yang sama 2017.

Tiga sektor industri dengan pertumbuhan PPN terbesar, yaitu industri tekstil sebesar 223,46%, industri pakaian jadi sebesar 80,41%, dan industri makanan sebesar 25,81%. 

“Tentu sekarang kita harus melihat ke depan, bahwa sektor manufaktur menjadi salah satu ujung tombak perekonomian Indonesia karena kontribusinya mencapai 18%-20%. Jadi, kami tetap fokus untuk memperkuat sektor riil di dalam negeri,” imbuh Airlangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×