Reporter: Achmad Jatnika | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perindustrian (Menperin) menyampaikan bahwa pihaknya tetap fokus untuk memacu hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam (SDA) di dalam negeri.
Menurutnya, upaya ini telah memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Indonesia, di antaranya dengan pembukaan lapangan kerja dan penerimaan devisa dari ekspor, yang berujung pada kesejahteraan masyarakat.
“Sesuai yang disampaikan Bapak Presiden Joko Widodo, ekonomi nasional mulai pulih dan kuat kembali. Hal ini ditandai dengan neraca dagang kita yang surplus US$ 34,4 miliar, dan kondisi surplus tersebut dapat dipertahankan selama 19 bulan. Ekspor kita juga naik secara y-on-y hingga 49,7 persen,” ungkap Menperin Agus Gumiwang dalam keterangan resminya, Senin (3/1).
Menperin juga menyebutkan, selama ini sektor industri manufaktur konsisten memberikan kontribusi paling besar terhadap capaian nilai ekspor nasional.
Baca Juga: Resmikan Smelter Nikel, Presiden Jokowi: Akan Memberikan Nilai Tambah
Pada Januari-November 2021, nilai ekspor dari industri manufaktur mencapai US$ 160 miliar atau berkontribusi sebesar 76,51 persen dari total ekspor nasional.
Menurutnya angka tersebut telah melampaui capaian ekspor manufaktur sepanjang tahun 2020 yang mencapai US$ 131 miliar, dan bahkan capaian ini lebih tinggi dari ekspor pada tahun 2019.
Pulihnya sektor manufaktur Indonesia juga tercermin dari capaian Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada bulan Desember 2021, sebesar 53,5 atau masih di atas level ekspansif (50), berdasarkan hasil survei IHS Markit.
PMI Manufaktur Indonesia pada Desember 2021 juga melampaui PMI Manufaktur negara-negara ASEAN seperti Thailand (50,6), Filipina (51,8), Vietnam (52,2), dan Malaysia (52,8). Bahkan juga mampu unggul terhadap PMI Manufaktur Korea Selatan (51,9), Rusia (51,6), dan China (49,9).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News