Sumber: Kompas TV,Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman datang membawa kabar gembira: katanya, "harga beras turun di 13—bahkan mungkin 15—provinsi". Nyatanya, omongan pejabat memang jangan langsung dipercaya.
Diberitakan Kompas.tv, penurunan harga beras tersebut terjadi setelah pemerintah menggelar pperasi pasar melalui program SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan). Perhitungan Kemtan, SPHP menjadikan distribusi beras saat ini menjadi 6.000 ton per hari dan ditargetkan naik hingga 10.000 ton.
“Alhamdulillah kita melihat operasi pasar SPHP yang sekarang penyaluran hariannya sudah 6.000 ton. Kita target naik 7.000 ton kemudian 10.000 ton per hari. Ini sudah berdampak baik menurunkan harga (beras) di 13 provinsi, mungkin sudah 15 provinsi sudah turun harga. Ini sangat baik untuk kita semua,” kata Mentan Amran saat meninjau Pasar Bulu, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (23/8/2025).
Ia menambahkan, program operasi pasar SPHP akan terus berjalan hingga akhir tahun. Total beras yang akan digelontorkan mencapai 1,3 juta ton dengan dukungan penuh dari berbagai instansi, termasuk TNI dan Polri, untuk mempercepat stabilisasi harga di lapangan.
Baca Juga: Susul iPhone 16 & 15, Harga iPhone 14 Telah Turun Rp 5 Jutaan Agustus 2025
Selain operasi pasar, Mentan Amran mengungkapkan meningkatnya serapan gabah petani juga turut memengaruhi penurunan harga beras. Menurutnya, rantai pasok dari hulu hingga hilir kini lebih terkendali.
”Kami perhatikan serapan gabah meningkat dari 3.000 ton menjadi 6.000 ton per hari. Artinya, harga beras di hilir turun, dan serapan gabah di petani meningkat. Namun kita tetap menjaga agar harga gabah minimal sesuai HPP Rp6.500 per kilogram sehingga petani tetap sejahtera dan konsumen bisa tersenyum,” jelasnya seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Pertanian.
Amran melanjutkan, stok beras nasional dalam kondisi aman. Hingga saat ini, cadangan beras nasional mencapai 4 juta ton, jauh lebih tinggi dibanding tahun lalu ketika Indonesia masih bergantung pada impor hingga 7 juta ton.
“Hari ini kita bisa penuhi kebutuhan sendiri tanpa impor. Ini pencapaian besar di tengah banyak negara lain yang justru kesulitan beras. Kita patut bersyukur, stok kita tinggi, harga mulai turun, dan tidak ada impor beras," tuturnya.
Mentan Amran juga memastikan, produksi pangan berjalan lancar dengan adanya panen di berbagai daerah sentra produksi. Kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) disebut mampu memberi kepastian harga bagi petani sekaligus menjaga semangat produksi sepanjang tahun.
Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), hingga Sabtu (24/8/2025) pukul 13.00 WIB, harga rata-rata beras SPHP memang berada di bawah HET. Namun, untuk harga beras medium selain SPHP, harga rata-ratanya masih di atas HET. Begitu juga dengan harga beras premium.
Mengutip data Panel Harga Bapanas, berikut daftar harga beras di tingkat konsumen per Sabtu (24/8):
*harga per kilogram
Harga Beras SPHP
- HET Beras SPHP Zona 1 : Rp12.500, Zona 2 : Rp13.100, Zona 3 : Rp13.500, Nasional : Rp12.500
Harga di pasaran:
- Harga rata-rata nasional Rp12.577
- Harga rata-rata Zona 1 Rp12.307
- Harga rata-rata Zona 2 Rp12.836
- Harga rata-rata Zona 3 Rp13.328
Harga Beras Medium
- HET Beras Medium Zona 1 : Rp12.500, Zona 2 : Rp13.100, Zona 3 : Rp13.500, Nasional : Rp12.500
Harga di pasaran:
- Harga rata-rata nasional Rp14.219
- Harga rata-rata Zona 1 Rp13.751
- Harga rata-rata Zona 2 Rp14.459
- Harga rata-rata Zona 3 Rp16.283
Harga Beras Premium
HET beras premium Rp 14.900, Zona 2 : Rp15.400, Zona 3 : Rp15.800, Nasional : Rp14.900
- Harga rata-rata nasional Rp 16.087
- Harga rata-rata Zona 1 Rp15.433
- Harga rata-rata Zona 2 Rp16.505
- Harga rata-rata Zona 3 Rp18.346
Sebagai informasi, Zona I mencakup wilayah Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Sulawesi.
Zona II mencakup wilayah Sumatera selain Lampung dan Sumatera Selatan (misalnya Aceh, Sumatera Utara, dll.), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Kalimantan. Sedangkan Zona III mencakup wilayah: Maluku dan Papua.
Tonton: Sidang Korupsi Asabri 29 Agustus Seret 10 MI, Salah Satunya Milik Petinggi Danantara
Stok beras di ritel menipis
Diberitakan Kompas.com, pada Minggu (24/8/2025), Kompas.com mendapati pasokan beras menipis di pasar tradisional dan ritel modern Jakarta Selatan. Harga pun naik tajam.
Di Superindo Mayestik, Kebayoran Baru, rak beras tampak kosong. Satu-satunya yang tersedia hanya merek Topi Koki, kemasan 5 kilogram, dijual Rp 140.790. Beras SPHP milik Perum Bulog hilang dari rak. “Pasokan yang ada ini aja (Topi Koki), yang lain supplier belum datang, yang SPHP gak ada,” ujar karyawan Superindo Mayestik.
Situasi sama terlihat di Alfamidi Panglima Polim. Rak beras kosong. Karyawan meyakinkan pasokan akan segera datang. “Beras kosong, segera ada kok,” kata karyawan Alfamidi singkat.
Di Alfamart kawasan tersebut, tersisa satu karung beras Raja Platinum, kemasan 5 kg, seharga Rp 74.500. Seorang karyawan menyebut kekosongan terkait kasus beras oplosan yang mencuat beberapa waktu lalu.
Kasus itu membuat beras SPHP ditarik dari rak. “SPHP ditarik semua, kemarin kasus beras oplosan itu, jadi tinggal merk Raja (beras premium). Harga merk Raja Rp 74.500 per kemasan atau 5 kg. Ini belum di-stok (pasok) lagi. Kayaknya di tempat lain juga ditarik,” ucapnya.
Baca Juga: Update Terbaru Agustus 2025! Harga iPhone 16 Series Turun Hingga Rp 3 Juta
Selanjutnya: TINS Mulai Kembangkan Tambang Timah Primer
Menarik Dibaca: Rekomendasi 6 Film Horor Liburan Tragis Penuh Bencana Tak Terduga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News