Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Ada yang spesial dari peringatan HUT RI ke-72 di halaman Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, kemarin. Menteri Pariwisata Arief Yahya dan seluruh jajarannya mengenakan busana adat Nusantara.
"Kita tidak seragam, kita beragam, sekaligus bersatu," kata Arief Yahya.
Dalam sambutannya kemarin, Arief meminta seluruh kompenen bangsa dapat memaknai Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-72 lebih mendalam. Bukan hanya sebagai momentum untuk menggugah memori kolektif sebagai bangsa besar yang senantiasa menghormati jasa pahlawan, tapi juga siap bergotong royong membangun bangsa.
Presiden Jokowi, sebut Arief, telah menjadikan pariwisata sebagai sektor unggulan pembagunan nasional. Pariwisata dijadikan sebagai sektor prioritas selain pangan, energi, maritim serta kawasan ekonomi khusus.
“Ini terjadi sejak akhir tahun 2014. Tahun 2015 juga masuk, 2016 dan sekarang 2017 masuk. Dan di draft RKP (Rencana Kerja Pemerintah) 2018 tinggal tiga industri yang masuk. Nomor satu adalah pertanian, kedua pariwisata, dan tiga perikanan,” ujar Arief Yahya.
Ini artinya pariwisata telah dijadikan leading sector Republik Indonesia ke depan karena merupakan industri yang paling sustainable, paling menyentuh ke level bawah masyarakat dan performanya tiap tahun selalu menanjak.
“Dengan komitmen presiden tersebut, maka seluruh kementerian dan lembaga (K/L) mendukung pengembangan infrastruktur pariwisata. Terutama di 10 destinasi prioroitas,” kata dia.
Target 20 juta wisman dan 270 juta wisnus di tahun 2019 ditekankan mantan Dirut Telkom ini bukan merupakan target Menpar. Melainkan target langsung dari presiden Republik Indonesia.
“Konsekuensinya kalau itu target Presiden Republik Indonesia, maka seluruh kementerian atau lembaga wajib mendukung. Apa saja yang diputuskan oleh presiden langsung ditindaklanjuti di tingkat kementerian secara incorporated. Atau yang sering saya sebut sebagai Indonesia Incorporated,” ujar Arief Yahya.
Untuk bergerak dengan sangat cepat Arief menegaskan untuk melakukan deregulasi. “Kuncinya sangat mudah, buatlah orang masuk ke Indonesia lebih mudah. Buatlah orang berinvestasi di Indonesia lebih mudah, sesederhana itu,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News