kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Merugi Rp 11 triliun, Pertamina tetap incar akuisisi blok migas di luar negeri


Selasa, 01 September 2020 / 17:39 WIB
Merugi Rp 11 triliun, Pertamina tetap incar akuisisi blok migas di luar negeri
ILUSTRASI. Rencana Pertamina mengakuisisi blok migas di luar negeri belum surut kendati pada semesteri I 2020 harus menelan rugi Rp 11 triliun.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana PT Pertamina (Persero) mengakuisisi blok minyak dan gas bumi (migas) di luar negeri belum surut kendati pada semesteri I 2020 harus menelan rugi Rp 11 triliun.

VP Corporate Commuication Pertamina Fajriyah Usman mengungkapkan rencana tersebut masih tetap berjalan ditahun ini. "Untuk ekspansi proses masih tetap dijalankan oleh Pertamina," ujar Fajriyah singkat kepada Kontan.co.id, Senin (1/9).

Sayangnya, Fajriyah belum mau buka-bukaan soal lapangan migas yang diincar dan besaran dana untuk proses akuisisi yang tengah berjalan.

Baca Juga: Soal penghapusan Premium dan Pertalite, apa kata bos Pertamina?

Dalam pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya,  Pertamina dikabarkan tengah melakukan diskusi dengan Occidental Petroleum Corp guna mengakuisisi sejumlah aset minyak dan gas bumi di Afrika dan Timur Tengah.

Mengutip Bloomberg, pembicaraan antara kedua belah pihak ini masih berlangsung untuk aset migas Occidental di Ghana dan Uni Emirat Arab dengan nilai sekitar US$ 4,5 miliar.

"Untuk Occidental, kesepakatan akan membantu mengurangi tumpukan utang dari pembelian Anadarko Petroleum Corp senilai US$ 37 miliar tahun lalu," dikutip dari Bloomberg, Minggu (2/8).

Selain aset pada dua wilayah tersebut, Pertamina juga disebut tengah menjajaki peluang mengakuisisi beberapa aset dari Occidental di Aljazair dan Oman. Kendati demikian, rencana akuisisi tersebut disebutkan bakal dilakukan terpisah dengan diskusi akuisisi aset di Ghana dan Uni Emirat Arab.

Baca Juga: Begini rencana pengeboran Pertamina hingga 2024 mendatang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×