kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Soal penghapusan Premium dan Pertalite, apa kata bos Pertamina?


Selasa, 01 September 2020 / 06:06 WIB
Soal penghapusan Premium dan Pertalite, apa kata bos Pertamina?
ILUSTRASI. JAKARTA,06/07-PENGHAPUSAN PREMIUM DAN PETRALITE. Pengendara mengisi bahan bakar minyak di SPBU Abdul Muis, Jakarta, Senin (06/07). PT Pertamina (Persero) menyiapkan tiga tahapan untuk mengurangi penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tidak ramah lingkun


Reporter: Filemon Agung | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Isu penghapusan Premium dan Pertalite kembali berembus. Kali ini, rencana penghapusan dua bahan bakar minyak ini dibahas dalam agenda Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara PT Pertamina dan Komisi VII DPR RI pada Senin (31/8).

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan penyederhanaan produk Bahan Bakar Minyak (BBM) mengikuti ketentuan dalam Peraturan Menteri Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan No 20 Tahun 2019 yang mensyaratkan standar minimal RON 91.

Nicke memaparkan, saat ini masih ada dua produk di bawah RON 91 yang masih dijual yakni Ron 88 (Premium) dan RON 90 (Pertalite). "Kita akan mencoba melakukan pengelolaan hal ini karena sebetulnya premium dan pertalite ini porsi konsumsinya paling besar," kata Nicke, Senin (31/8)

Nicke melanjutkan, hanya tinggal 7 negara yang masih menjual produk gasoline di bawah RON 90 yakni Bangladesh, Colombia, Mesir, Mongolia, Ukraina, Uzbekistan dan Indonesia.

Baca Juga: Pertamina realisasikan rata-rata TKDN 54% hingga tengah tahun 2020

Menurutnya, padahal Indonesia masuk dalam kelompok negara yang memiliki GDP US$ 2.000 hingga US$ 9.000 per tahun. Berdasarkan klasifikasi tersebut, Indonesia menjadi satu-satunya negara yang memasarkan jumlah jenis produk BBM paling banyak yakni 6 jenis produk.

"Jadi itu alasan yang paling penting kenapa kita perlu mereview kembali varian BBM ini, karena benchmark 10 negara seperti ini," kata Nicke.

Di sisi lain, CEO Subholding Commercial and Trading Pertamina Mas'ud Khamid mengungkapkan, memang terjadi penurunan penjualan produk Premium sejak awal tahun 2019 hingga pertengahan 2020. "Daily sales premium di awal 2019 di kisaran 31 ribu hingga 32 ribu kiloliter per day, Pertamax sekitar 10 ribu kiloliter, artinya penjualan premium tiga kali penjualan pertamax," terang Mas'ud,

Adapun, memasuki Agustus 2020, penjualan Premium menunjukkan tren penurunan menjadi sebesar 24 ribu kiloliter per hari. Adapun penjualan Pertamax meningkat menjadi 11 ribu kiloliter per hari. 

Baca Juga: Harga gas industri US$ 6, industri pupuk efisiensi subsidi capai Rp 1,4 triliun

Mas'ud melanjutkan, proyeksi penjualan ke depannya penjualan premium akan semakin menurun volumenya. "Pada 2024 penjualan volume gasoline sekitar 107 ribu kl per hari. Premium dari 24 ribu kl per hari menjadi 13,8 ribu kl per hari," ujar Mas'ud.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×