Reporter: Agung Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY) terus memacu kinerja bisnisnya dengan berbagai cara, salah satunya peningkatan efisiensi. Setelah mencatatkan laba komprehensif tahun berjalan sepanjang kuartal tiga tahun ini, POLY berharap kinerja dapat terus dipertahankan hingga tahun depan.
Di kuartal IV 2018 ini, Direktur Utama POLY Ravi Shankar mengatakan, margin keuntungan bisa tertekan lantaran harga bahan baku yang terus naik. Dalam public expose yang berlangsung Senin (26/11), manajemen POLY menyebutkan, sampai September 2018 saja, jenis bahan baku PTA telah naik 26% year on year (yoy) menjadi US$ 813 per ton. Sementara jenis bahanbaku MEG naik 16% yoy menjadi US$ 959 per ton.
"Meski harga bahan baku naik, selama kami bisa absorb ke penjualan diharapkan pendapatan dapat bertahan positif, begitu juga dengan bottomline," terangnya.
Sayangnya manajemen POLY belum dapat memastikan perolehan laba bersih yang ingin diraih tahun ini. POLY hanya menyebut, target revenue sebesar US$ 470 juta di akhir tahun ini, dengan EBITDA sekitar US$ 22 juta. Adapun di 2019, POLY memproyeksikan pendapatan sebesar US$ 506 juta dengan EBIDTA senilai US$ 28 juta.
Ravi mengatakan, katalis positif bagi POLY salah satunya disokong permintaan dalam negeri yang stabil. "Kalau dilihat baik konsumsi di dalam maupun luar negeri masih cukup kuat," katanya.
Sebagai gambaran saja, sampai kuartal III tahun ini, pendapatan dalam negeri tumbuh 1,3% menjadi US$ 302 juta, dari US$ 298 juta di periode sama tahun lalu. Sementara penjualan ekspor meningkat 14% yoy menjadi US$ 54 juta.
Yang menjadi tantangan ke depan bagi POLY ialah produk impor sejenis, situasi perang dagang Amerika Serikat (AS)-China yang memungkinkan terjadinya dumping. Untuk itu, POLY berusaha keras mempertahankan kualitas produk serta melakukan efisiensi di penggunaan energi. "Supaya profitablitas tinggi dan kami mampu menjaga margin," sebut Ravi.
Di saat rata-rata industri hulu tekstil mempunyai utilitas 85%, POLY mempunyai utilitas sebesat 90% di tahun ini dan mengupayakan proyek penambahan mesin yang lebih efisien. Saat ini, POLY tercatat memiliki kapasitas terpasang untuk polymer 330.000 ton per tahun, sementara benang filamen 197.000 ton per tahunnya.
Mengulik laporan keuangan, pendapatan bersih POLY tercatat tumbuh 24% yoy sampai kuartal III 2018 menjadi US$ 356 juta. Pada periode sama tahun lalu, pendapatan bersih POLY hanya senilai US$ 286 juta.
Di periode tersebut, beban dari bahan baku POLY tercatat naik 31% menjadi US$ 236 juta. Hal tersebut mempengaruhi beban pokok penjualan yang terkerek 20% menjadi US$ 326 sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. Namun berkat pendapatan bersih yang membesar, laba kotor POLY mampu melejit 82% menjadi US$ 31 juta.
Selain itu, perusahaan ini juga memperoleh laba kurs senilai US$ 6,6 juta, dari merugi selisih kurs hingga US$ 2,43 juta di kuartal III 2017. Alhasil, laba komprehensif tahun berjalan POLY tercatat senilai US$ 16,78 juta di kuartal III 2018. Di periode sama tahun lalu, POLY mencatatkan kerugian US$ 5,97 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News