Reporter: Gentur Putro Jati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) terus mengupayakan penurunan produksi Kilang Bontang tidak terjadi sebagai dampak pembatalan pembelian LNG dari luar negeri.
Deputi Finansial, Ekonomi dan Pemasaran BP Migas Djoko Harsono menjelaskan, instansinya akan sebisa mungkin menghindari kemungkinan penurunan produksi kilang Bontang.
"Saat ini yang penting penyaluran produksinya, karena penurunan produksi akan coba dihindari semaksimal mungkin," kata Djoko, Kamis (2/4).
Menurut Djoko, saat ini memang ada 18 kargo LNG Bontang yang terancam dibatalkan pembeliannya oleh pembeli Jepang, Taiwan dan Korea. Namun, pengurangan permintaan kargo tersebut menurutnya bersifat dinamis dan masih bisa dinegosiasikan untuk hanya dilakukan penjadwalan ulang pengiriman, tidak sampai pembatalan.
"Sejauh ini pilihannya bisa kita alokasikan untuk kebutuhan Pabrik Pupuk Iskandar Muda (PIM) atau pembeli domestik lain, bisa untuk menggantikan pengiriman Tangguh atau dijual ke spot market. Kita sedang cari pembeli alternatifnya," kata Djoko.
Saat ini kapasitas terpasang produksi kilang Bontang adalah sebanyak 22,5 juta ton LNG per tahun dan 1,1 juta ton elpiji per tahun. Dengan asupan gas saat ini sebanyak 2.800 MMSCFD maka dapat digunakan untuk memproduksi LNG sebanyak 18 juta Ton dan elpiji sebanyak 500.000 sampai 600.000 ton per tahun. Pasokan gas kilang Bontang saat ini diperoleh dari Total Indonesie sebagai pemasok utama, Vico pemasok kedua dan Chevron. Tahun ini dari kilang LNG Bontang ada 309 kargo komitmen kontrak yang sudah disepakati. Sementara tahun 2008 ada 316 kargo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News