kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.220   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Metrodata bidik pasar perusahaan menengah


Selasa, 01 November 2016 / 12:44 WIB
Metrodata bidik pasar perusahaan menengah


Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Metrodata Electronics Tbk memperkirakan, tak bisa memenuhi target pendapatan Rp 11 triliun yang dicanangkan tahun ini. Namun, perusahaan yakin, bisa masih memenuhi 95% dari target tersebut, atau sebesar Rp 10,45 triliun.

Kalau Metrodata bisa merealisasikan 95% target tahun 2016, pendapatan masih akan lebih tinggi ketimbang pendapatan tahun 2015. Tahun lalu, perusahaan yang tercatat dengan kode saham MTDL di Bursa Efek Indonesia itu membukukan pendapatan Rp 9,96 triliun.

Sekretaris Perusahaan PT Metrodata Electronics Tbk Randy Kartadinata mengatakan, salah satu penyebab target tahun ini tak bakal terpenuhi karena ekonomi yang masih melambat. Alhasil, bisnis Metrodata tidak bisa tumbuh agresif sesuai dengan harapan.

Per kuartal III 2016 Metroda mencatatkan pendapatan sekitar Rp 7,04 triliun, atau  lebih tinggi 3,38% dibandingkan dengan kuartal III 2015 yang tercatat Rp 6,81 triliun. Jadi, Metrodata masih harus mengejar kekurangan target pendapatan 2016 sekitar Rp 3,41 triliun pada kuartal IV.

Untuk itu, perseroan akan menggeber jasa maintenance yang menyasar perusahaan menengah. Pertimbangannya, kondisi keuangan perusahaan menengah lebih stabil. " Memang kondisinya lagi lesu, kami lagi kejar maintenance, termasuk kelas menengah karena kondisi mereka lebih stabil," ujar Randy, kepada KONTAN, Senin (31/10).

 Di samping harus menurunkan target pendapatan, sejatinya Metrodata juga menghadapi tantangan risiko selisih kurs. Nah, pelemahan dollar Amerika Serikat (AS) sepanjang tahun ini merugikan emiten Bursa Efek Indonesia tersebut.

Manajemen Metrodata menjelaskan, ada transaksi bisnis  dalam denominasi dollar Amerika Serikat (AS). Transaksi bisnis tersebut biasanya berupa kontrak selama tiga tahun. Hingga tahun depan, mereka masih menerima sejumlah tagihan pelanggan dalam dollar AS.

Risiko selisih kurs tadi sudah tercermin dalam kinerja keuangan III 2016. "Rupiah menguat, jadi kami mengalami penurunan laba, efek daripada selisih kurs yang membuat hal tersebut," terang Randy.

Pada periode sembilan bulan tahun ini, laba bersih Metrodata yang merujuk pada laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk, tercatat Rp 114,04 miliar. Laba bersih tersebut menyusut 6,10% ketimbang periode yang sama tahun 2015 yakni Rp 121,45 miliar.

Namun begitu, Metrodata tetap berupaya optimistis. Perusahaan itu berharap kondisi bisnis tahun depan bisa lebih baik. Meskipun, proyeksi pertumbuhan pendapatan perusahaan tahun depan tak lebih dari 10%.

Informasi saja, sepanjang tahun 2016 Metrodata mengalokasikan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) Rp 210 miliar. Perseroan membelanjakan Rp 61 miliar untuk membeli lahan lewat anak perusahaan bernama PT Synnex Metrodata Indonesia. Metrodata berencana membangun gudang logistik di atas lahan tersebut pada tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×