Reporter: Merlinda Riska | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. Memasuki periode kuartal terakhir tahun ini, PT Metrodata Electronics Tbk justru mengubah target pendapatan segmen komersial alias korporasi. Jika sebelumnya perusahaan itu optimistis mengantongi kontribusi pendapatan komersial sebanyak 10%-15% terhadap total pendapatan, kini menciut menjadi cuma 5% saja.
Semula Metrodata mematok target double digit (di atas 10%) itu berbekal optimisme proyeksi iklim bisnis Tanah Air yang akan sumringah, pasca Joko Widodo (Jokowi) terpilih menjadi presiden. Namun, perkembangan situasi politik seperti berbalik arah.
Rupanya, kemenangan dalam pemilihan presiden tak diimbangi dengan ketangguhannya merebut pos-pos penting di parlemen. Justru kalangan oposisi yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih menyapu bersih kursi penting di parlemen. Sebut saja, Zulkifli Hasan politisi PAN menjabat Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Setya Novanto sebagai ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Peta politik ini memicu kekhawatiran bahwa pemerintah Jokowi-JK bakal rapuh karena tak didukung kekuatan di parlemen. Itu pula yang menjadi argumentasi Metrodata untuk merevisi target bisnisnya.
Hal itu semakin diperparah oleh kondisi makro ekonomi yang sedang lesu dan nilai tukar rupiah terus menunjukkan tren pelemahan terhadap dollar Amerika Serikat (AS). "Kondisi ini tentu membuat segmen korporasi wait and see untuk ekspansi," kata Randy Cartadinata, Sekretaris Perusahaan Metrodata Electronics kepada KONTAN, akhir pekan lalu.
Karena menyadari perusahaan klien bisnisnya tak akan agresif belanja produk-produk teknologi informatika (TI) itulah, Metrodata lantas memangkas target. Perusahaan itu mengaku sulit mengejar pertumbuhan pendapatan komersial double digit pada tahun ini.
Selebihnya, perusahaan berkode MTDL di Bursa Efek Indonesia hanya berharap ada pembalikan katalis positif bagi industri. "Kami berharap presiden terpilih bisa memilih kabinet yang dapat mengembalikan optimisme pelaku industri," harap Randy.
Berharap pada ritel
Meski mengaku memangkas target kontribusi pendapatan komersial, Metrodata belum mengutarakan akan merevisi target pendapatan tahunan. Manajemen perusahaan itu pernah berujar ingin meraup pendapatan Rp 8,08 triliun tahun ini, atau naik 10,23% dari pendapatan 2013 sebesar Rp 7,33 triliun.
Yang pasti, pada saat tak ada harapan menggenjot pendapatan dari segmen komersial, Metrodata masih memiliki secercah harapan dari segmen ritel. "Penjualan tetap on target meski penjualan segmen komersial tak tumbuh agresif tapi kami push segmen ritel," kata Randy.
Perusahaan itu siap bekerja keras pada kuartal IV tahun ini demi mengerek porsi kontribusi sumber pendapatan. Jika tahun lalu, kontribusi segmen ritel 60% dan segmen komersial 40%, tahun ini akan diubah menjadi 70%, segmen ritel dan dari segmen komersial sebesar 30%.
Ada tiga cara yang ditempuh perusahaan itu untuk menggenjot menggenjot segmen ritel. Pertama, membeli produk dari vendor menggunakan mata uang rupiah dan menjual kepada konsumen dalam rupiah juga. Cara ini paling tidak bisa mengamankan posisi keuangan di tengah pelemahan nilai tukar rupiah.
Kedua, membuka tiga gerai anyar bernama M-Store. Dua di Tangerang Selatan yakni di Summarecon Mall dan Lippo Karawaci. Satu lagi di Metropolitan Mall, Bekasi.
Ketiga, menggenjot penjualan lewat online. Antara lain metrodataonline.com, lazada.co.id dan blibli.co.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News