Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. PT Bakrie Pipe Industries (BPI), anak usaha PT Bakrie and Brothers merevisi target pengiriman baja tahun ini akibat penurunan harga minyak dunia.
Tahun lalu, target ekspor baja BPI mencapai 180.000 ton. Namun, pada tahun ini, BPI hanya menargetkan pengiriman baja sebanyak 147.000 ton atau turun sekitar 33.000 ton.
Direktur Utama BPI Mas Wigrantoro Roes Setiyadi, mengatakan, tahun ini BPI akan fokus menyasar pasar domestik dengan porsi penjualan sebesar 90%.
Mas Wigrantoro menambahkan, porsi pengerjaan proyek minyak dan gas bumi (migas) dan non migas juga berubah.
Tahun lalu porsi migas lebih besar, yaitu 65% sementara non migas 25%. Saat ini dengan melihat harga minyak yang semakin rendah, BPI mengubah fokusnya.
"Migas 25% non migas 65%," kata Mas Wigrantoro di Bekasi, Senin (22/02).
Turunnya harga minyak juga berakibat pada batalnya kontrak pengiriman baja sebesar 80.000 ton ke Amerika Serikat. Hingga Januari tahun ini, BPI baru menerima kontrak pengiriman baja sebesar 10.000 ton dengan porsi non migas lebih besar yaitu 80%.
Asal tahu harga baja satu ton di kisaran US$ 650.
Proyek non migas ini juga lebih mengarah ke proyek pembangunan infrastruktur yang dikerjakan oleh BUMN konstruksi maupun swasta.
"Kalau proyek swasta lebih kepada pembangunan apartemen, hotel dan perkantoran. Sementara proyek BUMN, BPI ikut dalam membangun sarana pengolahan air minum (SPAM)," terang Mas Wigrantoro.
Dia mengaku, BPI baru saja menandatangani untuk ikut tender baru pembangunan SPAM di Sumatera Barat dan Bengkulu.
Saat ini BPI memiliki dua pabrik pipa baja di Bekasi dan Lampung dengan kapasitas produksi masing-masing 200.000 ton dan 110.000 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News