kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Anomali, Telkom migrasi satelit


Senin, 28 Agustus 2017 / 12:27 WIB
Anomali, Telkom migrasi satelit


Reporter: Rizki Caturini | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID -  PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) sedang melakukan migrasi layanan satelitnya sejak 26 Agustus 2017. Proses ini migrasi Telkom 1 ke satelit Telkom 2, satelit Telkom 3S dan satelit lain. Itu setelah terjadi anomali pada satelit tersebut. 

Untuk itu Telkom memaksimalkan migrasi tersebut untuk mempercepat pemulihan layanan kepada pelanggan dan masyarakat.  "Penyediaan dan pengalihan transponder Telkom 1 ke transponder satelit pengganti akan selesai pada 30 Agustus 2017," kata Arif Prabowo, VP Corporate Communications Telkom, Senin (28/8).

Sedangkan proses repointing antena ground segment akan dilakukan bertahap, secara bersama-sama, baik dengan pelanggan maupun dengan operator penyedia layanan VSAT hingga 10 September  2017.

Tercatat Telkom 1 memiliki jumlah pelanggan sebanyak 63 pelanggan, 8 di antaranya merupakan provider VSAT yang memiliki 12.030 site sehingga total ground segment sekitar 15.000 site.

Untuk mengawal proses recovery berjalan maksimal, TelkomGroup membentuk posko crisis center yang beroperasi 7x24 jam. 

Direktur Utama Telkom Alex J. Sinaga beserta seluruh jajaran Direksi  Telkom mengawal langsung proses recovery tersebut agar seluruh kemajuan bisa diperbaharui.

Crisis center merupakan pusat informasi semua proses recovery layanan pelanggan sekaligus sebagai pusat  komando untuk merencanakan dan mengeksekusi setiap langkah-langkah yang dianggap perlu bagi  percepatan penyelesaian gangguan layanan.

Secara intensif, Telkom dan Lockheed Martin selaku pabrikan satelit Telkom 1 terus melakukan investigasi. Berdasarkan hasil evaluasi dan konsultasi dengan Lockheed Martin pada tahun 2014 dan 2016, satelit Telkom 1 dalam kondisi baik dan dapat beroperasi normal hingga beberapa tahun lagi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×