Reporter: Herlina KD |
JAKARTA. Kementerian Perindustrian mendukung penjajakan kerjasama investasi diluar perdagangan antara pengusaha Indonesia dan AS.
Kepala Kantor Promosi Dagag (Indonesia Trade Promotion Center/ITPC) Chicago Kementerian Perdagangan RI Hotmida Purba mengatakan minat kerjasama dagang AS dengan Indonesia cukup tinggi. Buktinya, "Nilai ekspor Indonesia ke AS selama Januari hingga Juni 2010 ini naik cukup tinggi," katanya.
Selama Januari hingga Juni 2010 ini nilai ekspor Indonesia ke AS mencapai US$ 2,3 miliar atau naik sekitar 35% ketimbang periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$ 1,7 miliar. Sementara itu, nilai impor AS dari Indonesia selama Januari hingga Juni tahun ini juga meningkat sebesar 23,5% dari tahun lalu.
Hotmida menambahkan, kenaikan ekspor Indonesia ini menjadi satu sinyal positif bagi eksportir dan pengusaha di Indonesia. "Eksportir Indonesia harusnya bisa menangkap peluang ini sebagai sinyal positif. Apalagi perekonomian AS sudah mulai bangkit," katanya.
Beberapa komoditas ekspor ke AS yang memiliki nilai ekspor diatas US$ 20 juta antara lain produk garmen, alas kaki, kakao dan beberpa produk lainnya. Untuk alas kaki misalnya, hingga Juni 2010 nilai ekspor AS sebesar US$ 31,61 juta, atau naik sekitar 12% ketimbang periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$ 28,25 juta.
Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Asprisindo) Eddy Widjanarko mengatakan ekspor sepatu ke AS memang cukup kuat. "Ekspor sepatu secara keseluruhan hingga semester I tahun ini tumbuh sekitar 29%. "Secara bisnis ekspor sepatu Indonesia memang sedang menanjak. Salah satu pasar ekspor terbesar adalah AS," ungkapnya.
Eddy menambahkan tahun ini ia menargetkan nilai ekspor sepatu Indonesia tumbuh sekitar 14% - 18%. "Tahun ini kita targetkan ekspor sekitar SU$ 2 miliar - US% 2,1 miliar," katanya. Setiap tahun, Asprisindo mematok target pertumbuhan ekspor alas kaki sebesar 10%. Artinya, tahun depan setidaknya target ekspor sepatu Indonesia mencapai US$ 2,2 miliar.
Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Investasi Chris Kanter menegaskan,dengan kondisi ekonomi Indonesia yang cukup bagus membuat Indonesia masih akan menjadi target investasi bagi AS. "Beberapa sektor seperti pertanian, peternakan, energi terbarukan dan green energy memang menjadi sektor yang berpotensi untuk dikembangkan di kedua negara ini," katanya.
Meski begitu, ia belum bisa memperkirakan berapa besar kenaikan investasi yang dibenamkan oleh pengusaha AS di Indonesia. "Untuk tahun ini kurang lebih masih akan naik, tapi belum akan signifikan. Harapannya nanti kalau Indonesia telah mencapai investment grade maka investasi mereka akan meningkat pesat," katanya.
Catatan saja, berdasarkan data BKPM nilai investasi langsung perusahaan AS di Indonesia pada kuartal IU 2010 mencapai US$ 436,9 juta. Sepanjang tahun 2009 lalu nilai investasi penanaman modal langsung perusahaan AS di Indonesia mencapai US$ 171,5 juta, naik ketimbang tahun 2008 yang sebesar US$ 151,3 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News