Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mining industry Indonesia (Mind Id) selaku holding industri pertambangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih akan fokus pada agenda bisnis yang berkaitan dengan hilirisasi sektor tambang dalam beberapa waktu ke depan. Hal ini juga dinyatakan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Mind Id beberapa hari lalu.
Sebagai catatan, melalui RUPS pada Kamis (26/12) lalu, Agus Tjahajana Wirakusumah ditetapkan sebagai komisaris utama menggantikan Fajar Harry Sampurno. Selain itu, Suryo Eko Hadianto ditetapkan oleh RUPS untuk menduduki posisi baru perusahaan sebagai direktur transformasi bisnis.
Baca Juga: Setelah 2,5 tahun, polisi akhirnya menangkap penyerang penyidik KPK Novel Baswedan
Corporate Secretary Mind Id Rendy A Witoelar menyampaikan, keberadaan posisi direktur transformasi bisnis yang diisi Suryo Eko diharapkan dapat memperlancar proyek-proyek hilirisasi tambang sekaligus kegiatan eksplorasi Mind Id.
Rendy pun menegaskan, untuk saat ini Mind Id akan fokus pada penyelesaian sejumlah proyek hilirisasi pertambangan yang dijalankan anak-anak usahanya. Ia juga mengaku, hingga saat ini pihaknya belum memiliki proyek atau ekspansi bisnis di luar hal yang berkaitan dengan hilirisasi tambang.
Ia menyatakan, proyek Mind Id di bidang hilir menjadi proyek strategis nasional yang mesti segera di selesaikan di masa mendatang. "Fokus kami tetap pada penyelesaian proyek yang ada karena ini untuk mengurangi impor sehingga dapat memperbaiki current account deficit Indonesia," terangnya, Jumat (27/12) lalu.
Baca Juga: Rencana Bisnis Mind Id Tahun Depan; Divestasi Vale Hingga Fokus Hilirisasi
Ditambah lagi, pemerintah juga terus mendorong pembangunan smelter demi terwujudnya hilirisasi tambang di Indonesia. Asal tahu saja, sejauh ini pembangunan smelter masih tersendat.
Catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, di tahun 2019 baru ada satu smelter yang beroperasi yakni smelter nikel milik PT Wanatiara Persada.