Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Harga minyak dunia masih bergerak di bawah level US$ 29 per barel. Berdasarkan data Bloomberg, Kamis (21/1) pagi tadi, harga kontrak minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengantaran Maret hanya US$ 28,85 per barel di New York Mercantile Exchange.
Melihat harga minyak yang masih tertekan, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas), I.G.N Wiratmaja Puja menggelar rapat dengan Indonesian Petroleum Association (IPA) yang merupakan asosiasi perusahaan produsen migas.
"Rapat dengan IPA membahas beberapa opsi supaya kegiatan eksplorasi dan produksi Migas tetap berjalan," kata Wiratmaja kepada KONTAN, Kamis (21/1).
Selain upaya agar eksplorasi dan produksi migas tetap berjalan, Wiratmaja juga bilang dalam rapat tersebut pemerintah membahas upaya agar tidak terjadi PHK besar-besaran di industri migas Indonesia. Diharapkan opsi yang dirumuskan oleh pemerintah dan IPA ini bisa diumumkan dalam waktu dekat.
Seperti diketahui, dampak penurunan harga minyak sudah mempengaruhi perusahaan produsen migas atau kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) seperti Chevron yang telah mengumumkan pada awal pekan ini bahwa anak perusahaannya, Chevron Indonesia Company (CICO), yang mengelola Production Sharing Contract (PSC) East Kalimantan (EKAL) tidak akan mengajukan perpanjangan PSC EKAL dan akan mengembalikan aset tersebut kepada Pemerintah Indonesia pada 24 Oktober 2018.
Bahkan Chevron pun telah merencanakan untuk melakukan model bisnis dan operasional yang lebih fleksibel dan kompetitif. Termasuk di dalam melakukan penyesuaian struktur dan ukuran organisasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News