kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   2.000   0,10%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Tertekan harga minyak, Total E&P pacu penghematan


Kamis, 21 Januari 2016 / 06:00 WIB
Tertekan harga minyak, Total E&P pacu penghematan


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Harga minyak dunia yang merosot hingga US$ 27,64 per barel, membuat kontraktor minyak mulai kelimpungan. Mereka berupaya mengencangkan ikat pinggang agar bisa bertahan.

Misalnya, Total E&P. Perusahaan ini mengaku saat harga minyak dunia di bawah US$ 40 per barel posisi bisnis mereka makin sulit. Kondisi ini juga memengaruhi rencana investasi perusahaan asal Prancis tersebut di Indonesia.

Total E&P memang memastikan tetap berinvestasi pada tahun 2016 dan 2017. "Namun karena harga minyak dan gas bumi yang terus merosot, maka investasi itu disesuaikan dengan perkembangan harga," ujar Vice President Human Resources Total E&P Indonesie Arividya Novianto kepada KONTAN, Selasa (19/1).

Untuk investasi pada 2016 ini, Total E&P akan tetap mengacu pada rencana investasi sesuai Work Program & Budget (WP&B). Dengan asumsi harga minyak US$ 50 per barel, nilai investasi mereka mencapai US$ 1,1 miliar.

Selain itu, ia menegaskan, Total E&P tidak akan menghentikan proyek. Pasalnya, setelah tahun 2015 memang sudah tidak ada lagi proyek baru di Blok Mahakam. Oleh karena itu, fokus Total E&P saat ini adalah melanjutkan proses farm in atau pembelian 15% saham Blok Mahakam.

Mereka menyatakan, realisasi pembelian saham blok yang akan pindah tangan dari Total EP ke Pertamina mulai tahun 2018, bakal terjadi dalam waktu dekat. Hanya, Ia belum bisa memastikan waktu tepat karena masih melakukan negosiasi.

Yang pasti, waktu pembelian saham Blok Mahakam tak menunggu harga minyak dunia mendaki terlebih dahulu. "Harga minyak naik tidak tahu kapan, keputusan ini harus ditentukan secepatnya," ujar Novianto atau yang akrab disapa Novi.

Selain rencana kerja di Blok Mahakam, Total E&P juga tetap akan mengeksplorasi dengan survei seismik di Blok Mentawai, Bengkulu. Tanpa memerinci bagaimana hasilnya, ia bilang saat ini eksplorasi di blok ini masih jalan.

Sementara mengenai Blok Tengah yang akan habis kontraknya pada 2018, Total E&P menyatakan pernah mengajukan proposal perpanjangan kontrak. Namun, hingga saat ini perusahaan itu belum berdiskusi dengan pemerintah.

Informasi saja, komposisi saham Blok Tengah yakni 55% milik Pertamina. Lalu sisanya milik Total E&P dan Inpex Corporation. Menyadari tantangan bisnis 2016 cukup berat, Total E&P pun membekali diri dengan strategi efisiensi.

Tujuan mereka adalah mengurangi biaya. Perusahaan itu membundel strategi dalam program 4C&D yaitu change culture, compete on cost & deliver. Salah satu realisasi strategi itu berkaitan dengan karyawan.

Sejauh ini, pemutusan hubungan kerja (PHK) memang belum menjadi opsi perusahaan itu. Namun, mereka mengkaji ulang karyawan kontrak yang sudah habis masa kontraknya. Selain itu, Total E&P tak menerima karyawan baru.

"Prioritasnya masih efisiensi, pensiun tidak diganti, rekrutmen juga masih belum dilakukan, supaya kerjaan tetap bisa jalan," ungkap Novi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×