Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Mendung menyelimuti bisnis kelapa sawit sepanjang tahun 2015. Hal itu terjadi akibat anjloknya harga minyak sawit di pasar internasional di kisaran rata-rata US$ 600 per metrik ton. Padahal tahun-tahun sebelumnya harga minyak sawit berada dikisaran US$ 800 per metrik ton dan bahkan pernah tembus di atas US$ 1.000 per metrik ton.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Joko Supriyono mengatakan, industri sawit mengalami penuh tantangan mulai dari harga crude palm oil (CPO) global yang tidak bergairan sampai pada kasus kebakaran lahan perkebunan kelapa sawit. Harga rata-rata CPO tahun 2015 berada di angka US$ 614,2 per metrik ton.
"Harga rata-rata ini turun sebesar 25% dibandingkan harga rata-rata 2014 yaitu US$ 818,2 per metrik ton," ujar Joko dalam konferensi pers di Kantor GAPKI, Rabu (20/1).
Sepanjang tahun 2015 ekpor minyak sawit hanya US$ 18,64 miliar atau anjlok 11,67% dibandingkan tahun 2014 yang sebesar US$ 21,1 miliar. Penurunan nilai ekspor sawit tersebut disebabkan rendahnya harga sawit di pasar global. Padahal dari segi volume, lanjut Joko, ekspor CPO dan turunnya pada 2015 mencapai 26,40 juta ton atau naik 21% dibandingkan total ekspor 2014 sebesar 21,76 juta ton.
GAPKI memprediksi produksi CPO dan turunnya sepanjang tahun lalu mencapai 32,5 juta ton termasuk biodiesel dan oleochemical. Produksi itu naik 3% dibandingkan total produksi tahun 2014 sebesar 31,5 juta ton.
Sementara itu, GAPKI memprdiksi prospek industri minyak sawit 2016 ini masih mendung. Joko bilang, sampai saat ini harga CPO global cenderun turun. Harga CPO diprediksi sulit terkerek naik lantaran harga minyak mentah dunia anjlok menyentuh level US$ 30 per barel.
Ia memprediksi tahun ini ekspor sawit akan sama dengan tahun 2015. Bahkan bisa berpotensi turun kalau penurunan harga minyak dunia terus berlanjut. Sebab kondisi itu akan memukul pengembangan biodiesel di dalam negeri.
Fadhil Hasan Direktur Eksekutif GAPKI menambahkan pemerintah telah meminta agar hilirisasi produk CPO ditingkatkan. Bahkan, perlu adanya zonasi khusus CPO yang dapat menarik investor asing masuk. Sebab pada tahun ini, penurunan harga minyak dunia diprediksi akan berlanjut karena Iran akan menjual minyaknya ke pasar dunia. Dan hal itu berpotensi memukul harga CPO dan pengembangan biodiesel dalam negeri bisa terkena dampaknya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News