Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mitra International Resources Tbk (MIRA) memasang target pendapatan yang konservatif yakni sebesar Rp 85 miliar di tahun ini. Target tersebut sama dengan pendapatan MIRA tahun lalu. Pandemi yang masih belum teratasi, membuat MIRA realistis dengan target pendapatan.
Maklum, kinerja MIRA sangat bergantung pada distribusi barang yang menjadi segmen pasar utamanya yakni pengangkutan semen bag dan air minum dalam kemasan. Selama tahun 2021, hasil angkut MIRA tercatat turun 2,0% menjadi sebanyak 1.379.827 ton di tahun 2021 dari 1.408.672 ton di tahun 2020.
Sekretaris perusahaan MIRA Arda Billy mengatakan, penurunan hasil angkut ini disebabkan menurunnya permintaan jasa pengangkutan karena dampak pandemi, salah satunya permintaan dari sektor properti perumahan.
“Saat ini, pembangunan perumahan sedang lesu. Masyarakat jauh lebih memprioritaskan kebutuhan dana untuk kecukupan kebutuhan sehari-hari dibandingkan memilih pembelian aset properti,” ujar Billy kepada Kontan.co.id, Selasa (1/3).
Baca Juga: Gencarkan efisiensi, Mitra International (MIRA) tekan rugi bersih di tahun 2021
Selain itu, MIRA mencatatkan penurunan utilitas produksi hingga 40% pada tahun lalu. Billy bilang, utiilisasi produksi belum pulih sempurna. Nah, hal tersebutlah yang cukup menahan MIRA untuk mempersiapkan besaran dana capex yang dialokasikan untuk tahun ini.
Billy mengatakan, sejauh ini capex belum bisa dipastikan. Namun, jumlahnya tidak akan besar karena hanya digunakan untuk kebutuhan operasional armada seperti perawatan ban dan penggantian spart armada.
Kendati demikian, MIRA meyakini perbaikan kinerja akan berbalik positif apabila pengendalian pandemi dapat dilakukan dengan baik. “Jika terjadi pemulihan pandemi, segmen jasa angkut tranportasi sebagai bisnis inti akan berjalan normal, yang diharapkan dapat berimbas pada pengaktifan kembali segmen karoseri dan pergudangan,” terang Billy.
Emiten transportasi tersebut juga telah menyiapkan serangkaian rencana guna mengakali kondisi pandemi. MIRA akan meningkatkan komunikasi dengan pelanggan terkait kenaikan harga sparepart dan consumable yang diharapkan ada penyesuaian ongkos angkut dan dapat meningkatkan efisiensi di semua lini bisnis.
MIRA tetap optimistis akan keberlangsungan industri transportasi darat. MIRA menilai bisnis transportasi truk masih menjanjikan terutama bisnis pengangkutan semen.
Asal tahu saja, MIRA menjalin kerja sama kontrak jangka panjang dengan produsen-produsen semen terkemuka seperti Semen Tiga Roda, Semen Dynamix, Semen Bima dan Semen Garuda.
Sebagai informasi, pada tahun 2021 pendapatan usaha secara konsolidasi perseroan mengalami penurunan sebesar 1,6% secara year on year (yoy) dibandingkan tahun 2020. Tercatat, pendapatan bersih MIRA dari semula Rp 86,95 miliar di tahun 2020 menjadi Rp 85,60 miliar pada tahun 2021.
Sedangkan, rugi bersih MIRA sebesar Rp 13,10 miliar di tahun 2021, turun 27,36% dari rugi bersih tahun 2020 sebesar Rp 18,03 miliar.
Baca Juga: Begini Rekomendasi Saham yang Masuk Pemantauan Khusus
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News